Jakarta, Gatra.com – Pembangunan PLTP Unit 2, Dieng dan Patuha mulai dilakukan oleh PT Geo Dipa Energi (Persero). Di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pembangunan ini memiliki tujuan untuk mendukung pemerintah terhadap penyediaan listrik yang ramah lingkungan, serta menjaga neraca pembayaran agar mengurangi impor minyak.
Dalam kesempatan ini, Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga mengungkapkan agar proyek ini tidak boleh ada mark up untuk kepentingan tertentu. Apalagi, proyek seperti sumber energi ini cukup menggiurkan dan berpotensi meraup banyak keuntungan.
“Saya berharap juga tentunya, bahwa ground breaking ini akan memulai proyek yang dilaksanakan secara profesional, bersih, bebas dari korupsi dan kepentingan. Sehingga, pembangunan PLTP ini bisa menjadi proyek yang menghasilkan energi berkelanjutan bagi masyarakat,” tegasnya kepada wartawan di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (25/4).
Baca Juga: Selain Geothermal, Ini Sumber Energi Terbarukan yang Dapat Dieksplorasi
Selain itu, Ani menjelaskan proyek ini sebagai salah satu upaya mengurangi emisi karbon dan climate change. “Menggunakan energi terbarukan ini jelas akan mengurangi emisi karbon yang banyak dihasilkan dari batu bara. Energi dari perut bumi (geothermal) ini hanya membuang CO2 sekitar 75 gram/kwh. Sedangkan, minyak bisa 772 gram/kwh dan yang terbesar adalah PLT batu bara sebanyak 965 gram/kwh,” ujarnya.
PT Geo Dipa Energi (Persero) rencananya akan meningkatkan energi panas bumi dari yang sebelumnya hanya 120 MW menjadi 270 MW di 2023. Dengan begitu, dari aspek lingkungan juga berdampak pada pengurangan emisi karbon sekitar 1,7 juta ton per tahun atau meningkatkan 2 kali lipat dari 2019.