Sanaa, Gatra.com - Arab Saudi menembak jatuh sebuah drone bermuatan bom yang digunakan oleh pemberontak Houthi di Yaman untuk menyerang bandara setempat. Pasukan Angkatan Udara Saudi berhasil menghancurkan pesawat tak berawak yang menargetkan bandara Jizan, dekat dengan perbatasan selatan Yaman.
"Ini hak untuk membela negara kami, kami menekankan bahwa teroris Houthi akan membayar mahal," kata jurubicara aliansi Kolonel Turki al-Malaki.
Dilansir AlJazeera, Saudi memberikan keterangan setelah Houthi mengatakan mereka akan menggunakan pesawat tanpa awak bersenjata untuk menyerang bandara Jizan. Bandara ini digunakan oleh ribuan warga sipil setiap hari, dan serangan tersebut tidak ada korban jiwa.
Serangan tersebut terjadi setelah Houthi sebelumnya menargetkan bandara Najran dengan ancaman mengirim drone yang bermuatan bahan peledak, yang juga terletak di dekat perbatasan Yaman.
Serangan yang ditargetkan ke bandara Najran mengincar sistem pertahanan udara Patriot. Hal ini dikarenakan, bandara sipil di seluruh Timur Tengah sering menjadi tempat pangkalan militer. Namun, upaya serangan drone Najran juga berhasil dihancurkan oleh pertahanan udara.
Seorang pemimpin Houthi mengancam bahwa kelompoknya akan melanjutkan serangan drone, di Arab Saudi. Kepala Komite Revolusi Tertinggi, Mohammed Ali al-Houthi, juga membantah tuduhan Saudi bahwa serangan yang dilakukan tersebut merupakan perintah Iran, akibat meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Riyadh.
"Kami independen dalam keputusan kami dan tidak tunduk pada siapa pun," kata Houthi.
Dia juga mengatakan para pemberontak sepakat untuk menghentikan serangan udara tahun lalu dan siap untuk mengambil langkah lebih lanjut.
"Tetapi sayangnya negara-negara agresor salah menafsirkan upaya ini dan menganggapnya sebagai penghinaan dan ketidakpedulian," ujar Houthi.
Sebelumnya, koalisi yang dipimpin Saudi melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 untuk memukul mundur pasukan Houthi, yang menguasai ibukota Sanaa, dan mengembalikan kekuasaan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi. Sejak itu, terjadi konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang, yang kebanyakan warga sipil.
PBB mengatakan, perang tersebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan 24,1 juta orang, lebih dari dua pertiga populasi membutuhkan bantuan. Selain itu, Houthi telah meningkatkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke kota-kota Saudi dalam dua minggu terakhir.