Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menanggapi isu adanya empat tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan saat aksi 22 Mei. Dia menganggap hal tersebut berlebihan dan hanya mengalihkan isu di tengah kondisi politik saat ini.
"Saya gak yakin, siapa sih yang mau melakukan itu? Jangan lebay. Siapa? Tunjuk dong orangnya. Polisi itu gampang kok mendeteksi orang mau menarget dan orang juga kalau mau mentarget gak akan bilang-bilang. Jangan mengalihkan isu," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, (29/5).
Hal penting yang wahib diperhatikan saat ini, menurut Fadli, adalah tegaknya keadilan bagi korban 22 Mei lalu. Negara harus memberikan pertanggungjawaban atas 8 orang yang meninggal dunia saat aksi.
"Peluru darimana dan siapa yang menembak? Ada juga anak anak yang ikut aksi. Ini yang harus dijelaskan oleh pemerintah bukan soal empat pejabat yang ditarget. Saya juga bisa ngarang cerita kayak begitu," ujar Fadli.
Komisi III yang menangani masalah Hukum, HAM dan Keamanan DPR RI rencananya akan memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam rapat bersama untuk mengetahui lebih lanjut ancaman yang diterima empat tokoh nasional tersebut.
"Nanti usai Lebaran rencananya ada rapat kerja Komisi 3 dengan Kapolri dan kami akan dalami ini. Kalau sekarang belum banyak yang bisa disampaikan karena masih dalam proses penyidikan," jelas anggota Komisi III DPR RI, Arsul Sani, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Informasi empat tokoh nasional yang diancam, disampaikan langsung oleh Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, merujuk pada berita acara pemeriksaan (BAP) para tersangka. Tito mengatakan, nama-nama yang menjadi sasaran pembunuhan itu adalah adalah Menkopolhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan dan mantan petinggi Polri, Gories Mere.