Home Politik Pesan Berantai Kepung Rumah Prabowo, BPN: Itu Cuma Cari Sensasi

Pesan Berantai Kepung Rumah Prabowo, BPN: Itu Cuma Cari Sensasi

Jakarta, Gatra.com - Sebuah pesan berantai di WhatsApp dengan judul 'Aksi Kejar Provokator People Power' beredar di kalangan wartawan. 

Pesan berantai yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Kebangkitan Rakyat (GNKR) ini mengancam akan menduduku rumah sejumlah tokoh antara lain Prabowo Subianto, Amien Rais dan Fadli Zon. 

Selain itu massa ini juga mengincar rumah Polonia, Seknas Prabowo-Sandi di Menteng dan juga Sekretariat Presidium Alumni 212 Jaktim yang berafiliasi dengan paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Juru Bicara Badan Pemenagan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menuturkan orang yang menyebarkan pesan tersebut hanya mencari sensasi. Ia meragukan massa tersebut mempunyai nyali menduduki rumah Prabowo.

"Menurut saya ini orang-orang cari sensasi saja. Kita serahkan pihak kepolisian mengatasinya. Tapi saya enggak yakin mereka (massa) juga punya nyali," ungkap Andre saat dikonfirmasi oleh Gatra.com, Jumat (31/5).

Andre mengingatkan jangan sampai massa ini memancing pendukung Prabowo kembali turun ke jalan

"Jangan sampai mereka-mereka ini yang memprovakasi pendukung pak Prabowo karena mau duduki Kartanegara. (Mereka) paling hanya cari sensasi, alias caper," ujar Andre.

Sementara itu, kepolisian memastikan tidak ada aksi massa hari ini. 

"Tidak ada pemberitahuan (kepada pihak kepolisian) dan masih aman," ungkap Kapolres Jakarta Selatan Kombes Polisi Indra Jafar.

Seperti diketahui, pesan yang tersebar di Whatsapp ini bukan hanya kali pertama. Sebelumnya pada 24 Mei 2019 muncul pesan berantai di WhatsApp dengan gerakan yang serupa yaitu untuk melakukan aksi mengepung Kertanegara pada jam 14.00 WIB. Tertulis dijudul pesan tersebut Undangan Ribuan Massa GNKR Siapkan Aksi Kepung Kertanegara: Kenapa Gak Siap Kalah?

Tertulis juga akan mengepung Kertanegara karena ingin meminta pertanggungjawaban. "GNKR Berencana akan menggelar aksi Kepung Kertanegara untuk meminta pertanggung jawaban terkait aksi brutal 22 Mei tersebut," demikian pesan tersebut.

361