Pyongyang, Gatra.com - Korea Utara untuk sementara waktu akan menangguhkan pertunjukkan terbaru dari permainan massal terkenalnya yang diberi nama Festival Arirang, yang melibatkan ribuan pemain, setelah penyelenggaraan perdananya pada 4 Juni 2019 kemarin mendapat kecaman keras dari Kim Jong Un. Hal ini dianggap merugikan beberapa agensi perjalanan.
Festival senam massal dan artistik, dikenal sebagai permainan massal, tersebut di tahun-tahun sebelumnya dimulai pada awal Agustus dan berakhir sekitar 10 September. Pertunjukan Raya Artistik dan Senam Masal Arirang atau disebut juga Festival Arirang itu diselenggarakan di Stadion Hari Buruh Rungrado, Pyongyang.
Seorang manajer umum Koryo Tours yang berbasis di Beijing, Simon Cockerell mengatakan bahwa pihaknya diberitahu oleh mitra Korea Utara bahwa pertunjukan yang berjudul "Tanah Rakyat" itu akan ditangguhkan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu mulai Senin depan (10/5) selama para pengisi acaranya melakukan penyesuaian baru sesuai permintaan Kim.
Sementara itu, manajer agensi tur Young Pioneer Tours, Rowan Beard mengatakan perusahaannya mendengar informasi yang sama. Mereka bahwa tidak mendapat ada tanggal yang diberikan kapan acara tersebut akan dilanjutkan.
"Kami menganggap festival itu akan dihentikan selama menunggu beberapa penyesuaian dan perbaikan atas susunan pertunjukan-pertunjukannya," kata Beard seperti dilansir dari Time.
Korean Central News Agency (KCNA), media resmi Korea Utara, mengatakan Kim secara serius mengkritik festival tersebut dengan alasan "semangat penciptaan yang salah dan sikap kerja yang tidak bertanggung jawab" setelah penampilan pembukaannya yang dianggap mengecewakan.
KCNA mengatakan Kim telah menetapkan sejumlah "tugas-tugas penting" untuk menerapkan nilai intrinsik kebijakan revolusioner serta nilai sastra dan seni negara itu dengan benar. Namun, KCNA tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi apakah Korea Utara menghentikan permainan massal itu. Media pemerintah Korea Utara dianggap memang sering melaporkan kemarahan Kim kepada pejabat militer, operator pabrik, pendidik, dan lainnya termasuk instruktor Festival Arirang yang dianggap tidak memenuhi standarnya.