Bandung, Gatra.com - Jumlah pengunjung dan pendapatan objek wisata di kawasan Pangandaran, Jawa Barat cenderung berkurang. Penurunan itu disebabkan oleh faktor eksternal, seperti mahalnya tiket pesawat dan perbaikan infrastruktur yang sedang berlangsung.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan pada 2019 hingga awal bulan Juni ini retribusi wisata di kawasan Pangandaran mencapai Rp3,9 miliar. Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama, yakni mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,9 miliar.
"Hasil retribusi di kawasan Pangandaran didapatkan dari dua objek wisata, yaitu pantai Pangandaran dengan 730 ribu pengunjung dan Karapyak sebanyak 89 ribu pengunjung," ujar Dedi, Sabtu malam (8/6).
Ia menambahkan, hingga Jumat (7/6), realisasi retribusi dari Pantai Pangandaran sebesar Rp3,6 miliar, sedangkan untuk Karapyak baru mencatat sekitar Rp311 juta.
Berdasarkan data dari Disparbud Jabar, Pada dengan periode yang sama capaian retribusi di objek wisata Pangandaran mencapai Rp4,5 miliar dengan jumlah pengunjung sebanyak 913 ribu orang. Adapun di kawasan Karapyak sebesar Rp358 juta dengan 102 ribu pengunjung
Hal yang sama terjadi pula di kawasan wisata lainnya, yang masih berada pada wilayah Priangan Timur. Misalnya, Batu Karas, Batu Hiu dan Green Canyon, di mana retribusinya tidak melebihi pendapatan tahun 2018.
Hingga 7 Juni 2019, pendapatan retribusi di Batu Karas mencapai Rp705 juta dengan 141 ribu pengunjung, sedangkan pada tahun lalu di periode yang sama, catatannya sebesar Rp1 miliar dengan 210 ribu pengunjung.
Pendapatan retribusi di Batu Hiu mencapai Rp214 juta dengan 42 ribu pengunjung, sedangkan periode yang sama tahu 2018 sumbangannya sebesar Rp379 juta dengan 75 ribu pengunjung.
Adapun pendapatan retribusi di Green Canyon mencapai Rp145 juta dengan 29 ribu pengunjung, padahal pada tahun lalu di periode yang sama, catatannya sebesar Rp306 juta dengan pengunjung sebanyak 61 ribu orang.
Menurut Dedi, menurunnya retribusi pada dua destinasi wisata di wilayah Priangan Timur tersebut dipicu oleh beberapa faktor, seperti mahalnya tiket pesawat dan perbaikan infrastruktur. Kendati demikian, ia optimis retribusi objek wisata pada 2019 ini dapat melampaui tahun sebelumnya, itu sesuai dengan target yang dicanangkan.
"Tahun 2018 kami menargetkan retribusi di kawasan itu (Pangandaran dan Karapyak) sebesar Rp18 miliar. Tahun ini target yang dicanangkan itu Rp21 miliar. Kami optimistis kunjungan meningkat, apalagi tahun ini juga ada pembenahan untuk kawasan pantai barat dan timur," pungkasnya.