Depok, Gatra.com - Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Indonesia. Acara tersebut bertepatan dengan peluncuran The Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) yang bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia di Balai Sidang UI, Depok, Selasa (25/6). Dalam orasinya, Habibie menjelaskan bahwa demokrasi itu berkaitan erat dengan manusia dan produktivitasnya.
"Demokrasi kaitannya dengan manusia, manusia itu kalau mau berkembang mau tingkatkan produktivitas, maka dia mau tidak mau harus berperilaku sesuai dengan budaya-nya. Orang Bugis, orang Jawa punya budaya sendiri tidak tergantung dari jumlah. Jadi SDM itu kita harus kembangkan supaya perilakunya dalam budaya dan bersinergi dengan ajaran agama masing-masing," ungkapnya.
Habibie menjelaskan bahwa Pancasila sejatinya harus digunakan sebagai pedoman dan jati diri bangsa. "Salah jika kita enggak perhatikan Pancasila dan UUD. Salah jika kita tidak diskusikan. Harusnya kita selalu sempurnakan bukan diganti. Penyempurnaan itu dimana? Ketetapan MPR", terangnya.
Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu menyebutkan bahwa UUD dan Pancasila adalah aset berharga bagi rakyat Indonesia. Keduanya harus dimaknai sebagai perekat persatuan.
"Saya yakin UUD 1945 dan Pancasila adalah aset bangsa dan kita gak mengenal SARA dan tidak mengenal perbatasan suku dan ras," ujarnya lagi.
Acara tersebut juga bertepatan dengan ulang tahun tokoh ke-83 dari tokoh bangsa itu. Dalam acara tersebut, Habibie diberikan kejutan ulang tahun dari anak dan cucu serta adanya sesi pemotongan tumpeng. Kegiatan penandatanganan peresmian peluncuran HIPPG juga turut dihadiri oleh Rektor UI, Dekan FIA-UI, serta perwakikan dari The Habibie Center.