Banyumas, Gatra.com - Sepinya minat generasi milenial pada wisata sejarah membuat pemerintah harus memutar otak. Mereka pun berupaya mengajak kaum milenial memindahkan tongkrongannya di museum.
Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman Cilacap, Dwisuryo Indroyono Soesilo, mengatakan, mengajak generasi muda untuk berkunjung ke museum bukanlah perkara mudah. Museum itu harus bisa membuat mereka terkesan, nyaman, dan merasa perlu mengabadikan kegiatannya saat berkunjung.
"Hal yang paling mudah dilakukan adalah menyediakan tempat-tempat selfie yang menarik buat mereka," kata dia saat pada Rapat Koordinasi Peningkatan Kunjungan Museum Bagi Generasi Milenial yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Hotel Java Heritage Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (4/7).
Dia mengatakan, menarik minat milenial terhadap wisata sejarah dan budaya tentunya tidak boleh menghilangkan nilai keautentikan dari objek wisata itu sendiri. Destinasi itu bisa mengemas sumber daya dan daya tariknya dengan menonjolkan identitas utama.
Putra mantan Menkopolhukam Soesilo Soedarman ini mengemukakan, untuk meningkatkan kunjungan museum dapat dilakukan dengan cara menggandeng pihak sekolah. Para pengajar dapat diarahkan untuk melakukan program pembelajaran di luar sekolah di museum.
"Selain itu, perlu ada keterlibatan perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan Swasta di daerah melalui dana corporate social responsibility (CSR) untuk pengembangan museum sehingga museum dapat terlihat lebih menarik bagi para generasi milenial," tambahnya.
Sementara itu, Head of Visitation and Fasilities Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (Macan), Martha W Soemantri, mengemukakan, museum harus memiliki fasilitas untuk memancing rasa penasaran generasi milenial.
"Yang digugah itu rasa ingin tahu. Harus ada pancingan keingintahuan. Mulai dari petunjuk keterangan, informasi, cerita dan catatan sejarah yg dibuat semenarik mungkin dengan kacamata milenial," katanya.
Pengelola museum, kata Martha, harus mempunyai kreasi dan inovasi serta berbenah untuk mempromosikan museum dengan berbagai sarana digital dengan kegiatan yang menarik. Misalnya dengan membuat spot foto, video, dengan berbagai tema-tema menarik, edukatif dan aktual, gathering dan lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani, mengatakan bahwa museum yang dikelola Pemkab Banyumas ada dua, yakni Museum Wayang dan Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman. Pihaknya telah berupaya menggenjot kunjungan wisata pada kedua museum tersebut.
"Tapi memang tidak banyak. Kami sudah mencoba dengan bekerja sama dengan sekolah-sekolah serta perguruan tinggi untuk mengadakan kunjungan museum," katanya.
Asis mengatakan, pemerintah daerah akan menambah fasilitas permainan anak di Museum Pangsar Jenderal Soedirman. "Sementara untuk Museum Wayang, kami menggandeng SMK negeri 3 Banyumas untuk menggelar pentas seni bagi pengunjung."