Home Ekonomi Anggota DPR Ini Kritik Harga Tiket Pesawat yang Belum Stabil

Anggota DPR Ini Kritik Harga Tiket Pesawat yang Belum Stabil

Jakarta, Gatra.com - Anggota Badan Anggaran Fraksi Gerindra Bambang Haryo Soekartono menyindir Menko Bidang Perekonomian yang terlihat bingung  menurunkan harga tiket pesawat.

Menurutnya, permasalahan ada di kurs nilai dollar US yang tinggi terhadap rupiah. Padahal, hampir seluruh biaya operasional maskapai menggunakan mata uang dollar US.

"Dan itu tidak bisa turun. Kita pake logika saja. Kita tahu bahwa pesawat biayanya menggunakan kurs dollar. Sedangkan dollar kita dari 2012 sampe 2016 naik 60%. Kalau mau menurunkan tiket pesawat. Optimis dolar harus turun," kata Bambang Haryo pada saat Rapat Pimpinan Banggar, di DPR, Jakarta, Rabu (17/7).

Di samping itu, Anggota Komisi V DPR RI ini menjelaskan, mahalnya tiket pesawat karena belum terdapat bandara khusus bagi maskapai Low Cost Carrier (LCC). Padahal, 70% maskapai Indonesia tergolong LCC.

"Ada bandara Cengkareng, tapi itu dipaksa dibuat-buat. Padahal 70% LCC pesawat kita," ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, permasalahan holding atau pesawat muter-muter di atas sekitar bandara harus menjadi perhatian khusus Pemerintah. Sebab, satu runway hanya menyediakan slot 30 pesawat, malahan ada yang 17 pesawat. 

"Padahal di Inggris ada 100 [slot]. Malahan ada yang 17 [slot]. Ini masalah profesionalisme saja, sehingga pesawat bensinnya boros," ungkapnya.

Lebih lanjut, Bambang juga mengkritik Menteri Perhubungan yang menerapkan tarif batas atas dan tarif batas bawah untuk tiket pesawat. Padahal, di negara manapun tidak ada kebijakan ini.

"Hanya ada pada tahun 1960 di Inggris. Itu untuk menjaga keseimbangan harga," katanya.

 

404