Banjarnegara, Gatra.com – Pergelaran Dieng Culture Festival (DCF) 2019 dibuka mulai besok, Jumat (1/8) dan berlangsung selama tiga hari hingga Minggu (4/8). Ini adalah penyelenggaraan kali ke-10 festival yang dipusatkan di Pegunungan Dieng, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Alif Fauzi mengatakan, DCF 1019 dibuka dengan aksi Dieng bersih. Yakni kerja bakti massal yangn diikuti oleh masyarakat Dieng, relawan dan lintas dinas dan organisasi kemasyarakatan.
“Besok dibuka dengan acara aksi Dieng bersih, ya. Kemudian di situ sudah dibuka juga pameran unggulan,” katanya saat dihubungi gatra.com, Kamis (1/8).
Acara kemudian dilanjutkan dengan gelar seni tradisional. Selama tiga hari, sebanyak 27 kesenian tradisional terlibat dalam tiga hari helatan DCF 2019. Diketahui, di Dieng ada jalur dan ratusan candi kuno yang kini belum diekskavasi.
Pada hari pertama pula, ada kongkow budaya dan malamanya adalah agenda khas DCF, jazz atas awan. Yakni pertunjukan jazz yang digelar malam hari dalam suhu kisaran tujuh derajat Celsius.
“Ada pelapasan napak tilas, untuk budaya. Kemudian ada pagelaran seni tradisional di pagi hari. Seni tradisional. Kemudian siangnya, ada kongkow budaya. Malamnya pergelaran jazz atas awan,” katanya.
Menurut Alif, pada hari kedua, DCF 2019 ada Festival Kopi Jawa. Dalam festival ini, kopi-kopi unggulan dari Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur dipamerkan.
Di dalamnya, ada pula kontes barista. Selanjutnya di hari yang sama, ada festival domba Batur, yakni domba yang merupakan plasma nutfah wilayah dataran tinggi Dieng.
“Kita ada unggulan kopi Arabika Bismo. Ada kopi dari Bandung juga. Dari seluruh Pulau Jawa nanti ada,” jelasnya.
Puncaknya, pada Minggu, akan diadakan kirab budaya dan kirab rambut anak gembel dilanjutkan dengan ritual ruwat rambut gembel di kompleks Candi Arjuna dan larung di Telaga Balaikambang.