Jakarta, Gatra.com - Polisi telah memetakan daerah rawan namun menjadi jalur terfavorit bandar narkoba menyalurkan barangnya. Dari hasil pemetaan pada 2016-2019, daerah yang paling intens dilalui bandar adalah pesisir pantai timur Sumatra.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Eko Daniyanto menjelaskan, pihaknya kerap bekerja sama dengan Bea Cukai untuk mengawasi daerah Aceh, Medan. Adapun jalur yang diantisipasi, yakni dari Pinang
"Dia akan bertemu di tengah-tengah, di laut internasional, kapal dengan kapal," kata Eko di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/8).
Eko mencontohkan, sindikat yang paling sering menggunakan jalur laut adalah China dan Taiwan. Mereka biasanya akan bertemu di Phuket, Thailand, tepat di garis pantai yang sejalur dengan Myanmar. Sindikat itu mengambil narkoba dari Myanmar.
Dari Thailand, mereka membawa barangnya ke Pinang dengan bekerja sama dengan jaringan yang ada di Malaysia maupun Indonesia. Adapun alasan penggunaan jalur laut adalah terkait hukum teritorial.
"Karena di situ kita tidak bisa melakukan tindakan hukum, itu perairan internasional," terang Eko.
Selain Pinang, biasanya mereka bertransaksi di Riau. Eko menyebut, Pulau Rupat dan Bengkalis menjadi tempat favorit.
Johor, lanjutnya, juga menjadi tempat transaksi barang berbahaya itu. Setelah Johor, Batam juga menjadi jalur yang dilintasi sindikat untuk selanjutnya masuk ke Bangka Belitung dan Palembang.
Sementara itu, Eko menuturkan derah border atau yang diawasi adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara dan Nusa Tenggara Timur.
"Nah, untuk yang di Kalimantan, yang paling rawan di sebelah timur. Sindikat datang dari Malaysia yang masuk menggunakan kapal nelayan," papar Eko.
Untuk langkah antisipasinya, Eko menyebut pihaknya mengencangkan keamanan di jalur laut bersama BNN, Bea Cukai, Imigrasi dan Direktorat Narkoba Daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tenggara. Ia menjelaskan, pemberantasan sindikat narkoba internasional cukup sulit dilakukan sendirian.
"Ini perlu sinergi lagi dengan melibatkan para Kapolda, para direktur wilayah, dengan melibatkan para Kapolres, bekerja sama dengan masyarakat nelayan untuk memberikan suatu penggalangan, supaya tidak mau terlibat atau teriming-iming uang yang besar untuk menjadi kurir di dalam," tutupnya.