Jakarta, Gatra.com - Pembuatan buku biografi Sutopo Purwo Nugroho atau kerap disapa pak Topo, melalui proses panjang. Kedekatan pak Topo dengan masyarakat, serta kontribusi bagi negara, membuat publik penasaran mengenai kisah hidupnya. Hal ini membuat Penerbit Literati, Gramedia, dan Narasi berkolaborasi menggarap buku biografi berjudul "Sutopo Purwo Nugroho Terjebak Nostalgia".
Penulis buku Fenty Effendy mengatakan, buku biografi Pak Topo mulai diriset semenjak bulan Maret lalu, tatkala Pak Topo masih dalam keadaan yang cukup sehat.
"Risetnya, saya pergi ke Boyolali untuk mewawancarai bapak, ibu, adik, guru TK, guru SD, guru SMP, guru SMA, teman SD, teman SMP, teman SMA," ujarnya usai ditemui Gatra.com usai acara launching buku di Gramedia Matraman, Minggu (1/8).
Fenty menuturkan, beberapa catatan pak Topo yang sangat rapih membantu riset. Selain itu, gambaran jelas lainnya seputar interaksi yang intens antara pak Topo dengan
Kepala BNPB pertama Syamsul Maarif.
"Jadi, bagaimana dia belajar, dan bagaimana dia, misalnya pernah juga dihukum oleh Pak Syamsul. Pak Topo pernah diistirahatkan sebentar sebagai Humas, dan di situ Pak Topo belajar," tambahnya.
Terkait pemilihan judul, Fenty bercerita, karena kesukaan Pak Topo dengan Raisa, maka pak Topo menginginkan agar buku biografinya berjudul "Kenangan Terindah". Namun ia berujar, "cuman, kok, saya merasa 'Kenangan Terindah' itu agak melow gimana, ya."
Fenty selanjutnya berujar, pak Topo merupakan sosok yang penuh dengan riset. Pernah mebuat satu alinea panjang yang disusun berdasarkan judul lagu Raisa.
"Saya melihat satu frasa 'Terjebak Nostalgia', dan saya merasa bahwa itu menjelaskan semua keseluruhan cerita di buku ini. Semua nostalgia beliau, ada yang pahit, ada yang konyol, ada yang indah, ada yang nyebelin, ada yang bikin dia kangen," tuturnya.