Home Gaya Hidup Gaja-Mina Peninggalan Zaman Hindu-Budha di Sungai Batang

Gaja-Mina Peninggalan Zaman Hindu-Budha di Sungai Batang

Padang, Gatra.com - Dunia arkeologi Sumatera Barat (Sumbar) dihebohkan dengan temuan dari masa Hindu-Budha di Sungai Batang Sibinail Kampung, Kecamatan Rao Selatan, Kabupaten Pasaman, Jumat (27/9).

Kepala Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya (BPCB) wilayah Kerja Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau, Nusmatias menyatakan, temuan ini sontak memberikan sinyal masih banyaknya tinggalan arkeologi di wilayah Pasaman, khususnya tinggalan dari masa Hindu-Budha.

"Setelah dikaji tim arkeolog BPCB Wilayah Sumbar, Riau dan Kepri, makara tersebut asli dan peninggalan dari abad ke-13 sampai 14 masehi, dan berhubungan dengan Hindu-Budha di Sumbar," ujar Nurmatias dihubungi Gatra, Senin (30/9).

Dia katakan, artefak yang ditemukan warga di Batang (sungai) Sibinial, Kecamatan Rao terbuat dari batu tupa, yang berasal dari zaman Hindu-Budha.

Dijelaskan Nurmatias, Daerah Rao, Pasaman pada abad ke-13 memiliki peninggalan prasasti Kubu Sutan dan Candi Koto Rao, dan Arca Dwarapala, keberadaannya dekat dengan anak Sungai Rokan (sumpu) Batang Sibinaie. "Sungai tersebut pada abad ke-13 sebagai pusat perdagangan emas dan perdagangan rempah-rempah," jelas Nurmatias.

Dia katakan, Pasaman memang sudah terbuka dari abad ke-13. Ditambah berdasarkan isi prasasti Kubu Sutan Lansek Kodok Rao, penguasa di sana (Pasaman) bernama Bijeyendrawarman sebagai yuaraja (raja muda) dan saudara Adityawarman.

"Tim BPCB sudah menemukan candi Koto Rao yang letaknya tiga kilometer sebelah timur dari Prasasti Kubu Sutan. Dibagian selatan Rao, kami juga menemukan Candi Tj Medan di Petok Panti dan Prasasti Ganggo Hilia Bonjol," ucapnya.

Dijelaskannya, makara yang ditemukan di Sungai Sibanail merupakan makara berbentuk gaja-mina (kombinasi ikan dengan gajah). Makara ini berukuran tinggi sekitar 95 cm terbuat dari bahan sandstone (batu pasir) yang banyak ditemukan di aliran Sungai Batang Sibinail.

Dari morfologi, makara ini berbentuk kepala binatang dengan mulut terbuka lebar. Pada bagian samping digambarkan lengkungan belalai (gajah) yang hiasai motif flora, bagian atas bulat membentuk ukel ke bawah.

Penggambaran mata terkesan mata sipit dan telinga melengkung menyerupai kipas. Di atas makhluk yang berada di dalam mulut dipahatkan bentuk bunga dan benangsari.

Pada sisi kiri dan kanan, terdapat beberapa motif hias sulur-suluran berbentuk lingkaran menyerupai kipas. Pada bagian dalam mulutnya, terlihat pengambaran figur manusia yang sedang memegang senjata di tangan kanan dan perisai di tangan kiri dan posisi berdiri.

1881