Bogor, Gatra.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil menemukan spesies baru katak dan burung melalui sebuah ekspedisi yang dilakukan LIPI pada 2019. Penemuan spesies baru katak dan burung dari hasil ekspedisi yang dilakukan peneliti LIPI kali ini memberi angin segar di tengah krisis keanekaragaman hayati yang terjadi.
Apalagi ditengah maraknya kasus kebakaran hutan yang menimpa ekosistem kehutanan di Indonesia dapat berdampak buruk dalam kelangsungan satwa endemik Indonesia yang hingga saat ini masih belum tereksplorasi. Spesies baru tersebut adalah . Katak tanduk Kalimantan (Megophrys kalimantanensis) yang merupakan jenis katak yang baru saja dideskripsikan tim peneliti dari LIPI.
Peneliti Bidang Herpetologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Amir Hamidy mengatakan bahwa jenis baru ini dikoleksi dari ekspedisi yang dilakukan di pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan danvKalimantan Timur, juga di Bario, Sarawak dan pegunungan Crocker di Sabah, Malaysia.
"Morfologi katak tanduk Kalimantan ini sangat mirip dengan katak tanduk pinokio (Megophrys nasuta) yang tersebar luas mulai dari Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis baru ini memiliki tanduk (dermal accessory) pada bagian moncong dan mata yang lebih pendek jika dibandingkan dengan katak tanduk pinokio," kata Amir di Pusat Biologi LIPI, Bogor, Selasa (8/10)
Peneliti LIPI juga berhasil menemukan tiga spesies baru kodok wayang dari hutan dataran tinggi Sumatera. Sigalegalephrynus gayoluesensis dari Gayo Leus, Aceh dan Sigalegalephrynus burnitelongensis dari gunung Burni Telong, Aceh yang ditemukan di daerah utara Sumatera, sedangkan Sigalegalephrynus harveyi berasal dari gunung Dempo, Sumatera Selatan. Dijelaskan, Genus Sigalegalephrynus memiliki lebih banyak spesies endemik dibandingkan genus kodok lainnya di Indonesia.
Selain katak, penemuan burung jenis baru Myzomela prawiradilagae juga berkontribusi dalam menambah daftar panjang temuan satwa endemik burung di Indonesia. Peneliti LIPI Mohammad Irham menjelaskan, secara fisik, Myzomela prawiradilagae memiliki kemiripan warna dengan Myzomela dammermani dari Sumba dan Myzomela vulnerata dari Timor.
Penamaan burung jenis baru dari pulau Alor ini merupakan bentuk penghargaan kepada peneliti senior bidang ornitologi LIPI, Dewi Prawiradilaga atas kontribusi besarnya untuk pengembangan penelitian ekologi dan konservasi burung Indonesia," kata Irham.