Roma, Gatra.com - Federasi Sepakbola Italia (Federazione Italiana Giuoco del Calcio/FIGC) telah melemparkan ide untuk meningkatkan fungsi teknologi VAR dengan maksud untuk menunjukkan dengan tepat para pelanggar di tribun penonton. FIGC berencana mengajukan hal ini pada otoritas terkait.
Sistem VAR atau Video Assistant Referee telah menjadi komponen utama sepak bola modern saat ini. Tetapi kegunaannya belum mencakup para penggemar yang melakukan tindakan rasisme ataupun juga rusuh di lapangan. Selama ini, VAR hanya befungsi membantu wasit mencapai keputusan yang tepat di lapangan.
"Tak peduli itu satu, dua, atau pun sepuluh orang [melakukan rasisme], tindakan harus diambil. Teknologi masa kini dapat mengidentifikasi para pelaku. Kami sudah memikirkan percobaan yang bisa dilakukan yang akan memberikan hasil yang luar biasa. Kami akan menjelaskannya tak lama lagi," sebut Presiden FIGC, Gabriele Gravina, dilansir Fox Sports, Jumat (18/10).
Baca Juga: Inggris Ingin Serius Tangani Kejahatan Rasisme di Sepak Bola
Menurut Gravina, peralatan yang sama dapat digunakan untuk memonitor secara dekat tribun di pertandingan. Meskipun televisi sirkuit tertutup sudah sering digunakan untuk mengamati perilaku penggemar, Gravina menilai teknologi yang lebih canggih harus pula digunakan.
“Saya tidak punya niat untuk membatasi kreativitas para penggemar. Saya heran bahwa beberapa yel-yel kadang-kadang terdengar rasis dan kadang-kadang tidak. Rasisme ini tidak normal. Kami akan menggunakan VAR melawan 'buu' [suara yang dianggap rasis di Italia]," ungkap Gravina.
Gravina menyarankan hal tersebut setelah Ketua Federasi Sepak Bola Bulgaria (BFU), Borislav Mihaylov terlihat diperlakukan dengan kasar pada Senin, ketika timnya melawan Inggris di Sofia. Beberapa penggemar tuan rumah melakukan pelecehan rasis pada pemain yang berkunjung. Sejumlah penonton terlihat memberi hormat ala Nazi.
Baca Juga: FIFA Perluas Hukuman Bagi Perlakuan Rasis di Sepak Bola
Kejadian Senin ini berdampak pada pengunduran diri Mihaylov. Esok harinya, pada Selasa, dia resmi berhenti setelah Perdana Menteri Bulgaria memintanya resign. Pemerintah juga mengancam akan menarik dukungan dana pada BFU.
"Ini adalah fenomena yang tersebar luas, untuk dikutuk dengan kuat dan di seluruh benua. Kita bisa memenangkan pertempuran jika kita bersatu dan fokus pada tujuan bersama, menyingkirkan orang-orang rasis ini dari kompetisi kita," tambah Gravina.