Purbalingga, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah menggelar pelatihan pembuatan kerajinan yang sangat langka, wayang suket. Pelatihan tersebut diikuti oleh 11 anak muda dan diadakan di rumah Badriyanto, salah seorang suhu pembuat wayang suket.
Ketua Dewan Kesenian Daerah (Dekranasda) Purbalingga, Rizal Diansyah mengatakan wayang suket menjadi kerajinan khas dari Purbalingga yang langka, unik dan autentik. Kerajinan tersebut selalu menarik perhatian dan diburu pelanggan saat dipamerkan di berbagai event.
“Banyak permintaan baik dari dalam maupun luar negeri atas kerajinan itu,” kata Rizal, Kamis (31/10).
Namun sayangnya jumlah perajin sangat minim. Saat ini hanya ada dua perajin wayang suket yang tersisa, salah satunya Badriyanto.
Selain itu, terang Rizal, bahan baku juga menjadi kendala lain dalam pembuatan wayang. Rumput kasuran yang menjadi bahan baku wayang suket sangat langka karena hanya bisa dipanen saat bulan sura.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Purbalingga memberikan perhatian khusus terhadap Wayang Suket. Dekranasda selaku wadah yang menaungi pengembangan kerajinan menyusun berbagai program pengembangan Wayang Suket.
“Kita ingin wayang suket menjadi ikon Purbalingga. Kerajinan ini sangat unik dan hanya kita yang punya sehingga berbagai program akan dijalankan untuk mengembangkan Wayang Suket,” ujarnya.
Ia mengemukakan persoalan dalam pengembangan wayang suket sudah diinventarisir. Dua yang paling utama adalah kurangnya perajin dan kesulitan bahan baku. Program-program yang dijalankan akan dibuat holistik dan disinergikan dengan berbagai stakeholder.
“Misalnya untuk persoalan bahan baku, kita sudah meminta Dinas Pertanian untuk melakukan uji coba penanaman rumput kasuran,” katanya.
Menurutnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah mengawali pelestarian wayang suket tersebut dengan menyelenggarakan pelatihan. Selain itu, Dekranasda juga turut melibatkan Dinas Koperasi dan UKM, Bagian Perekonomian, pemerintah kecamatan dan desa serta institusi pendidikan.
“Pelatihan ini sudah membuktikan bahwa kerajinan ini bisa dikerjakan oleh orang lain, terutama generasi muda. Kita ingin pelatihan ini berlanjut, untuk kami akan meminta wayang suket menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler atau pelajaran muatan sekolah di SMP dan SMA,” pungkasnya.