Jakarta, Gatra.com - Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) akan kemballi diselenggarakan di tahun 2019 ini. Penyelenggaraan di tahun ini sendiri sekaligus menandapi penyelenggaraan mereka ke-VIII tahun. Dan dalam usia penyelenggaraan yang sudah sewindu, BWCF akan memperingati jejak-jejak ilmiah dari salah satu bersejarah Indonesia, Romo Zoetmulder.
BWCF 2019 juga akan mengambil tema "Tuhan dan Alam : Membaca Ulang Panteisme - Tantrayana dalam Kakawin dan Manuskrip-Manuskrio Kuno". Dijelaskan oleh Ketua Pantia BWCF, Seno Joko Suyono, Panteisme merupakan tema yang sering diulas oleh Romo Zoetmulder.
"Panteisme adalah suatu paham fisafat dan teologi yang beranggapan bahwa tuhan dan alam adalah sesuatu yang tak bisa dipisahkan," ungkapnya saat hadir di Cemara 6 Galeri Museum, Jakarta, Kamis (7/11).
BWCF 2019 juga ingin mengangkat tema tersebut sekaligus mendiskusikan bahwa gagasan yang demikian sejatinya bukan hanya dikenal dalam pemikiran Hindu-Buddhis Jawa Kuno. Namun, sampai pada pemikiran tasawuf muslim yang kemudian berkembang di Nusantara.
Selain Tema Panteisme, Secata khusus kegiatan BWCF 2019 juga akan mengupas secara mendalam apa yang disebut dengan pemikiran Tantrayana. Untuk itu, dalan kegiatan BWCF 2019 dijadwalkan pula hadir berbagai pakar untuk menhuoas Panteisme dan Tantrayana di Nusantara.
"Kami melihat selama ini belum pernah ada sama sekali sebuah seminar atau simposium yang khusus mengkaji Tantrayana," Ujar Seno.
Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) akan digelar kembali pada pada tanggal 21-23 November 2019 di Hotel Tentrem Yogyakarta, kawasan Candi serta Hotel Manohara Borobudur dan Rumah Doa Bukit Rhema atau yang dikenal dengan nama Gereja Ayam, Magelang.