Jakarta, Gatra.com - Marketing Director Greenwood Group, Ivan Adrian mengatakan, saat ini industri properti di Indonesia tidak berkembang. Menurutnya, hal ini disebabkan konsumen lebih memilih properti berdasarkan hasil survei pribadinya masing-masing.
"Semua developer berlomba mengeluarkan suatu produk yang dianggap sesuai dengan milenial. Dianggap milenial mau beli ini, dari segi sudut pandang yang mungkin perspektifnya adalah mereka sendiri," katanya di Jakarta, Rabu (27/11).
Bahkan, ia memprediksi, developer tidak benar-benar melakukan riset pasar. Efeknya, produk properti yang ditawarkan kerap tidak bisa menarik konsumen yang sebagian besar generasi milenial.
"Menurut saya sekarang kuncinya untuk bertahan di dalam dunia adalah survei pasar yang benar. Libatkan masyarakat ataupun target market untuk benar-benar melakukan input yang sebanyak-banyaknya. Ini supaya tidak terjebak dalam suatu produk yang dianggap cocok, kemudian menghasilkan profit yang besar," jelasnya.
Ivan menambahkan, industri properti saat ini tidak lagi berorientasi profit, melainkan berdasarkan kebutuhan pasar perusahaan.
"Kalau demand-nya misalkan rumah Rp500 juta, modelnya kotak. Sedangkan kita tetap paksain untuk bikin rumah seharga Rp1 miliar dengan embel-embel cicilannya bisa panjang, bisa KPR dan bentuknya bulat, ya enggak masuk," tuturnya.