Brebes, Gatra.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menanamkan investasi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dengan membangun pabrik alat kesehatan (alkes). Produksi alkes dari pabrik dengan nilai investasi sebesar Rp120 miliar ini diharapkan bisa mengurangi impor alkes.
Pabrik yang dibangun rencananya akan menempati lahan milik eks Pabrik Gula (PG) Kersana, Kecamatan Kersana. Pembangunan pabrik menggunakan skema kerjasama dengan dua investor dari Korea Selatan (Korsel), Insung Medical Co, dan Tae Chang Industrial Co.
Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo mengatakan,? pembangunan pabrik sedang dalam tahap pengurusan perijinan di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes. Lahan sementara yang sudah dipersiapkan untuk pabrik pengembangan industri alkes itu seluas 17 hektare.
"Kami sedang urus perijinannya. Kalau lancar saya harap bisa segera. Kami akan bekerja keras untuk memenuhi perijinan dan persyaratan. Kalau kata ibu bupati, kira-kira bulan Maret," kata Didik usai initial ceremony pembangunan pabrik di lahan bekas PG Kersana, Kamis (12/12).
Menurut Didik, pabrik dipersiapkan untuk memproduksi kebutuhan alkes khusunya jenis bahan medis habis pakai (BMHP) sebagai produk yang paling banyak digunakan untuk keperluan pengobatan pasien di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Produk BMHP yang akan diproduksi di antaranya catheter, tube, dan kantung darah. Produk tersebut banyak dibutuhkan di unit pelayanan gawat darurat (UGD), ruang operasi, ICCU, ruang perawatan dan Puskesmas yang memiliki ruang perawatan.
"Kita kerjasama dengan Insung dan Tae Chang. Tae Chang ini memproduksi kantong darah yang 75 persen digunakan oleh PMI, pasarnya. Untuk chateter dan tube untuk memenuhi pasar Korea sebanyak 70 persen," jelas Didik.
Terkait kepemilikan saham dalam kerjasama tersebut, Didik mengakui mayoritas dimiliki oleh Insung Medical Co. Namun menurutnya, semua produk akan didistribusikan oleh anak perusahaan RNI, PT Mitra Rajawali Banjaran melalui 43 cabang di seluruh wilayah Indonesia.
"Dari total produksi, 30 persen itu nanti untuk pasar Indonesia, juga pasar regional, 70 persen dibawa ke Korea, jadi nanti ekspor," ungkap Didik.
Meski demikian Didik belum dapat memastikan berapa kapasitas produksi saat pabrik nanti sudah beroperasi. "Nanti kami hitung dan lihat kapasitasnya. Disesuaikan dengan kebutuhan pasar," ucapnya.
Didik mengatakan, ?pengembangan industri alkes yang dilakukan RNI merupakan upaya untuk mendukung percepatan industri alkes nasional sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 dan diharapkan bisa mengurangi impor alkes yang mencapai 92 persen.
"Paling tidak dari 92 persen kita berharap bisa semakin dikurangi. Selain itu, harapannya bisa meningkatkan dan ikut mendukung pertumbuhan ekonomi di Brebes pada khususnya dan Indonesia pada umumnya," tandasnya.
Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, masuknya investasi RNI yang bekerjasama dengan perusahaan asal Korea Selatan diharapkan bisa menarik investasi lain datang ke Brebes. Apalagi wilayah Brebes sudah ditetapkan sebagai Kawasan Industri Brebes (KIB) dengan luas lahan yang disiapkan mencapai 5.900 hektare.
"Dengan membangun pabrik bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen," ujarnya.