Jakarta, Gatra.com - Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu memperkirakan, virus corona yang saat ini telah mewabah di beberapa negara dapat diselesaikan dalam jangka waktu delapan bulan. Dengan catatan, pola penanganan pendemi tersebut sama dengan virus yang sempat merebak sebelumnya, SARS.
"Virus SARS ada di November 2002. Dan berkembang di Maret 2003. Perbedaannya sekarang kita baru mulai (virus corona) tiga minggu. Jadi gak tau gimana penyebarannya. Kalau ikuti pola virus SARS selesai delapan bulan," kata Mari, usai menghadiri acara Mandiri Investment Forum, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2).
Namun, jika tidak dapat selesai dalam kurun waktu tersebut, virus yang berasal dari Wuhan, Cina itu bisa menekan perekonomian dunia. Tidak terkecuali Indonesia.
Baca juga: Airlangga Harap Corona Lebih Cepat Selesai Dari SARS
Sebab, Cina merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi dunia terbesar, setelah Amerika Serikat, yakni sekitar 17 persen.
"Kalau ekonomi Cina turun, akan berpengaruh juga pada Indonesia. Karena setiap 1 persen penurunan pertumbuhan ekonomi Tiongkok itu menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi kita sebesar 0,3 persen menurut makro model yang pernah dilakukan hitungannya," jelas Mari.
Sampai saat ini saja, lanjut ekonom senior itu, dampak virus corona sudah dapat dirasakan oleh Indonesia, yaitu pada sektor pariwisata. Meskipun tidak begitu besar, namun jika wabah ini berlangsung lama, kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi juga semakin besar.
"Jadi mungkin dari segi dampak kepada pertumbuhan langsung, dampak dari tourism mungkin akan ada tapi tidak terlalu besar," ucap Mari.
Hal yang sama pun disampaikan pula oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurut dia, dengan adanya virus corona, pertumbuhan ekonomi dalam negeri setidaknya akan terkoreksi hingga 0,29 persen.
"Konsensus mengatakan virus corona bisa mempengaruhi perekonomian kita sebesar 0,1 persen hingga 0,29 persen," ucap Airlangga.