Yogyakarta, Gatra.com - Presiden Singapura HE Halimah Yacob mengunjungi Keraton Yogyakarta, Rabu (5/2) malam. Ia mendapat suguhan istimewa berupa penampilan beksan atau tarian 'Lawung Ageng' ciptaan Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Datang pukul 19.00 WIB, Halimah Yacob bersama suaminya, Mohammed Abdullah Alhabshee, disambut oleh empat putri Gubernur DIY sekaligus raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yakni GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Hayu, dan GKR Bendara.
Keempatnya mendampingi Halimah menemui Sultan HB X dan istrinya, GKR Hemas, yang sudah menunggu bersama Wakil Gubernur DIY sekaligus raja Pakualaman, Sri Paduka Pakualam X, dan istri di Regol Donopratopo.
Rombongan selanjutnya menuju Gedung Jene, gedung khusus di Keraton Yogyakarta untuk menerima tamu negara. Tidak sampai 10 menit. rombongan lantas menuju Bangsal Kencana untuk menonton tarian Lawung Ageng
Setelah 30 menit, rombongan lantas menuju Bangsal Manis untuk makan malam dan pukul 21.00 WIB Presiden Singapura meninggalkan keraton.
Usai mengantar tamu negara, putri bungsu Sultan, GKR Bendara menerangkan bahwa kunjungan Presiden Singapura itu kunjungan kekeluargaan untuk silaturahmi.
"Tadi sebelum menonton tarian, Sultan mengantar Presiden Halimah melihat berbagai manuskrip, koleksi wayang, kain batik, dan keris koleksi keraton yang dipamerkan," katanya.
Ia mengatakan, kunjungan ini kunjungan Halimah pertama kali sebagai kepala negara. Namun kepada Sultan, Halimah mengatakan empat tahun lalu sempat berkunjung ke Yogyakarta sebagai wisatawan.
"Beliau mengaku terkesan dengan pertunjukan tarian di Bangsal Sri Manganti ketika dulu berwisata. Beliau juga mengatakan bahwa secara khusus Singapura memiliki kedekatan dengan DIY terutama pada sosok Thomas Stamford Raffles," kata Bendara.
Raffles adalah Gubernur Hindia Belanda di Jawa yang juga pendiri Singapura pada masa pemerintahan Inggris di abad 19.
Bendara menerangkan tarian Lawung Ageng yang disuguhkan ke Halimah adalah tarian pusaka Keraton Yogyakarta. Beksan Lawung Ageng adalah ciptaan Sultan HB I pada 1755 yang menggambarkan adu tangkas prajurit.
Adapun Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Denny Abdi menyatakan kunjungan ini untuk meningkatkan kerjasama Indonesia-Singapura.
"Kerjasama lebih banyak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Tidak banyak yang dibicarakan. Soal penangganan virus corona hanya dibicarakan umum saja," tuturnya.
Usai bertemu Sultan, Presiden Halimah dijadwalkan menemui mahasiswa Singapura yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada, Kamis (6/2).