Kupang, Gatra.com - Provinsi NTT menjadi salah satu Provinsi di Indonesia yang masih menghadapi berbagai tantangan terkait ibu, bayi dan anak.
Berdasarkan laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, persalinan di fasilitas kesehatan di NTT baru capai 48 persen sementara nasional sudah capai 66,7 persen.
Bayi baru lahir dengan berat badan rendah di NTT capai 8,3 persen, nasional 6,2 persen. Prevelensi stunting di NTT masih tertinggi di Indonesia sekitar 42,6 persen, nasional 30,8 persen. Cakupan ASI eksklusifdi NTT sekitar 20,4 persen, nasional 37,3 persen.
“Dalam hal kesehatan lingkungan, baru dua kabupaten di NTT yang terverifikasi bebas dari Buang Air Besar (BAB) sembarang yakni Kota Kupang dan Kabupaten Alor,” kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indopnesia (IDAI) NTT, dr Frans Taolin, dalam kegiatan Presentasi hasil penelitian atau riset tentang Pengaruh Suplementasi dan Edukasi Nutrisi pada Kesehatan Ibu Hamil dan Tumbuh Kembang Janin, Bayi dan Anak Pra Sekolah di di Aula Fernandez, Kupang Selasa, (11/2).
Lebih lanjut Frans Taolin mengungkapkan, penelitian yang dilakukan oleh IDAI NTT dan Jawa Timur. Penelitian itu bertujuan untuk mendukung salah satu dari tiga program prioritas Gubernur dan Wagub NTT yakni percepatan penangulangan dan penanganan stunting.
“Tujuan presentasi penelitian ini adalah untuk mendukung upaya pemerintah provinsi menuju cita-cita anak-anak NTT yang sehat, tumbuh dan berkembang secara optimal,” jelas dr. Frans.
Riset yang dilakukan oleh peneliti dari Ikatan Dokter Anak (IDAI) NTT dan IDAI Jawa Timur ini didukung penuh oleh Coorporate Social Responsibility (CSR) dari Kalbe Nutritional.
Riset dilakukan selama dua (2) tahun dari tahun 2017 hingga 2019 yang dilaksanakan di beberapa Puskesmas, Pustu (Puskesmas Pembantu), Posyandu, dan Sekolah TK di Kota Kupang.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi kegiatan penelitian ini sangat penting.Tidak hanya bermanfaat bagi ibu dan anak tapi terutama untuk perkembangan masa depan bangsa baik di NTT maupun di Indonesia.
"Karena itu, perlu juga dilakukan kolaborasi penelitian ilmiah pada berbagai tanaman yang menjadi kekayaan alam NTT untuk pemenuhan nutrisi ibu dan anak,” katanya.
Menurut Wagub Josef Nae Soi di NTT banyak tanaman yang bernutrisi tinggi. Tidak hanya susu, biskuit, dan lain-lain, tapi kita punya kelor atau marungga (moringa oliefera).
“Marungga / Kelor adalah pohon ajaib (miracle tree). Menurut penelitian WHO, kelor ini kaya akan kandungan antioksi dan memiliki mineral,asam amino esensial dan zat gizi lainnya. Ini luar biasa dan kekayaan satu-satunya yang ada di NTT untuk cegah stunting,” jelas Josef Nae Soi.
Pimpinan Kalbe Nutrional, Yuni Herawati mengungkapkan kegiatan penelitian tersebut merupakan bagian dari Scale Up Nutrition (NUP) Movements.
“Kegiatan CSR kali ini tidak hanya dalam bentuk pelayanan dan pendidikan masyarakat Kupang, tetapi semua kegiatan tersebut kami sertai dengan penelitian yang dirancang oleh para ahli anak dari IDAI NTT-Jatim dan Pemda NTT,” jelas Yuni.