Jambi, Gatra.com - Pusat Kajian Demokrasi dan Kebangsaan (Pusakademia) Jambi melakukan kreasi dalam upaya memerangi wabah virus Covid-19 dengan melakukan serangkaian edukasi melalui webkusi (diskusi jarak jauh) dan terjun langsung memberikan bantuan sosial bagi masyarakat terdampak. Saat ini Pusakademia juga telah membentuk dan melakukan pelatihan bagi Relawan Edukasi Daring Covid-19 (RED-C19).
Direktur Pusakademia, Mochammad Farisi mengatakan latar belakang dibentuknya relawan ini adalah dikarenakan grafik/kurva persebaran pasien positif Covid-19 semakin hari semakin meningkat. Setelah dua bulan sejak diumumkan presiden pada 2 Maret 2020, pada 2 Mei 2020 kemarin, di Indonesia terdapat 10.843 kasus positif, sembuh 1.665 orang dan meninggal 831 orang.
"Khusus di Jambi, pasien positif grafiknya juga semakin naik, pada tanggal 4 April 2 orang, 11 April meningkat menjadi 4 orang, 18 April menjadi 8 orang, 25 April menjadi 21 orang, dan 2 Mei menjadi 32 orang positif," katanya.
Farisi menjelaskan, selain persoalan Covid-19 yang terus naik, berita hoaks seputar Covid-19 juga meningkat di media sosial. Tercatat lebih dari 300 kasus berita hoaks dan disinformasi teridentifikasi oleh Menkominfo. Tim Patroli Siber Polri juga mengindetifikasi 41 kasus tentang Covid-19.
"Selain itu masyarakat juga belum teredukasi dengan baik terkait wabah ini, terbukti masih ada masyarakat yang tidak memakai masker, keluar rumah untuk aktiftas yang tidak penting, membuat stigma negatif tentang pasien positif, menolak jenazah pasitif Covid-19," ujarnya.
Dilanjutkannya, dari kajian Pusakademia, media sosial belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai alat komunikasi, informasi, edukasi, dan motivasi (KIEM) yang baik tentang Covid-19 serta menangkal berita hoaks.
"Hasil Riset We Are Social Digital 2020 menunjukkan bahwa Dari 272,1 Juta, 64% nya atau 175,4 juta penduduk Indonesia menggunakan internet, 59% atau 160 Juta orang dari total penduduk Indonesia menggunakan media sosial, 96% menggunakan dmartphone untuk berselancar internet, dan media sosial yang populer digunakan adalah YouTube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Line, FB Messenger, linked, Pinterest, dan Wechat," jelasnya.
Menurut Farisi, untuk itu maka perlu dibentuk relawan edukasi daring covid-19 (RED-C19) yang bertugas melakukan komunikasi, informasi, edukasi, dan motifasi bagi masyarakat melalui kreatifitas dalam bentuk flyer atau bentuk lainnya yang berisi imbauan pemerintah dan konten positif dari sumber yang resmi dan terpercaya.
"Perlu edukasi yang lebih terstruktur, masif dan sistematis mengenai bahaya dan solusi pencegahan penularan Covid-19 kepada masyarakat. Pusakademia telah menggagas pembentukan Relawan Edukasi Daring Covid-19 (RED-C19) yang akan menjadi mitra pemerintah melakukan komunikasi, informasi, edukasi dan motifasi (KIEM) yang baik tentang Covid-19 melalui media sosial," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RED-C19 Bahren Nurdin, mengatakan jika media sosial dimanfaatkan secara baik dan terorganisir maka ribuan orang akan teredukasi.
"Mari kita buat asumsi kasar. Jika masing-masing relawan memiliki 3 grup WA dan masing-masing grup ada 100 orang (300 orang), dan kita memiliki 518 relawan, maka dalam waktu bersamaan akan ada 155,400 orang yang akan menerima pesan positif. Wow, sangat besar," kata Bahren.
Bahren yang juga akademisi UIN Jambi ini juga memprediksi jumlah yang lebih besar jika dilakukan pada berbagai media sosial lain seperti IG, Facebook, Twitter, dan lain-lain. Terkait dengan teknis pelaksanaan, Bahren menjelaskan beberapa tahapan yang dilakukan.
"Pertama sejak 27 April 07 Mei kami membukan pendaftaran dan sampai saat ini sudah lebih dari 500 orang relawan mendaftar dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi, selain itu kami juga melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholder untuk bekerjasama, Alhamdulillah RED-19 didukung oleh Subdit Siber Ditreskrimum Polda Jambi, Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jambi, Wakil Rektor bidang kemahasiswa UIN STS Jambi," ujarnya.
Bahren melanjutkan, pihaknya juga membangun website dan menyiapkan modul/buku saku bagi relawan, dan hari ini 7 Mei pembukaan dan pelatihan relawan dengan menghadirkan narasumber Direktur Reskrimsus Polda Jambi Kombes Pol. Edi Faryadi, Juru Bicara Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah, Heri Novealdi Trainer Google News Initiative dan Ahli Epidemiologi FKM Unja Dr.Ummi Kalsum, SKM., MKM," jelasnya.
Bahren menambahkan, selanjutnya mulai 9 Mei pelaksanaan kerja relawan yaitu menghimpun informasi yang baik dan benar tentang Covid-19 dari situs dan akun medsos resmi yang telah ditentukan, misalnya situs/medsos resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kemenkes, BNPB, Menkominfo, dan Pemprov. Jambi, relawan akan melakukan kegiatan KIEM selama satu bulan dan bisa diperpanjang.
"Semoga Pembentukan (RED-C19) bisa mengedukasi dan memotifasi masyarakat dengan baik dan tercipta sinergi saling menguatkan dalam memerangi wabah Covid-19," ucapnya.