Home Politik Tatap Pemilu 2024,Golkar Lakukan Penyegaran Di Inhu

Tatap Pemilu 2024,Golkar Lakukan Penyegaran Di Inhu

Pekanbaru,Gatra.com - DPD I Partai Golkar Provinsi Riau menunjuk Sukirno sebagai caretaker  DPD II Partai Golkar Kabupaten Indragiri Hulu. Penunjukan Sukirno merupakan bagian dari penyegaran kepengurusan yang dilakukan Partai Golkar pasca berlalunya Pilkada serentak 2020.
 
Sukirno sendiri merupakan fungsionaris DPD I Partai Golkar Riau. Sebagai caretaker, Sukirno dihadapkan dengan tugas prioritas menuntaskan gelaran musyawarah daerah (musda) Partai Golkar Kabupaten Indragiri Hulu. 
 
Diketahui, musda Golkar Kabupaten Indragiri Hulu awalnya digelar pada penghujung tahun 2020. Hanya saja, gelaran musda urung dilaksanakan lantaran menjaga soliditas Golkar mengarungi pilkada serentak Desember 2020.
 
Kepada Gatra.com, Sukirno mengatakan musda Golkar Inhu sebisa mungkin selesai  tahun 2021. Hal tersebut untuk memberikan waktu bagi pengurus Golkar setempat melakukan kerja-kerja politik menghadapi pemilu 2024.
 
"Jadi kita akan konsolidasikan di tingkat Pimpinan Kecamatan (PK). Setelahnya baru menggelar musda. Semuanya bakal terus dikoordinasikan dengan DPD I Golkar Riau," bebernya, Sabtu. 
 
Lanjut Sukirno, tugasnya selaku caretaker otomatis berakhir setelah gelaran musda menetapkan ketua Golkar terpilih. Adapun Ketua Golkar Indragiri Hulu hingga berakhirnya tahun 2020 dijabat oleh Bupati Inhu dua periode,Yopi Arianto. 
 
"Tugas kita sampai Musda selesai, kalau Musda selesai tanggungjawab kepartaian diserahkan ke ketua terpilih," urainya. 
 
Dalam waktu dekat, Golkar Kabupaten Indragiri Hulu bakal disibukan oleh gelaran pemungutan suara ulang (PSU) di salah satu tempat pemungutan suara di Kecamatan Batang Gangsal. 
 
Gelaran PSU tersebut merupakan putusan Mahkamah Konstitusi atas sengketa pilkada Indragiri Hulu 2020, antara Rezita-Junaedi dengan Rizal Zanzami-Yoghi Susilo. Rezita sendri merupakan istri Yopi Arianto. 
 
Bagi Golkar, Kabupaten Indragiri Hulu merupakan salah satu kantong suara menjanjikan bagi partai. Kabupaten dengan ibukota Rengat itu selalu berada dalam cengkraman Partai Golkar baik di ranah eksekutif maupun legislatif. Hanya saja pada pemilu 2019 jumlah kursi Partai Golkar berkurang dari 7 kursi menjadi 6 kursi. 
 
Sedangkan pada pilkada 2020 pasangan yang diusung Golkar, Rezita-Junaedi, gagal mencatat hasil kemenangan yang memuaskan, sehingga berujung pada sengketa suara di Mahkamah Konstitusi. 
 
Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Islam Riau, Panca Setyo, menyebut soliditas pengurus Golkar di Riau menjadi penting untuk menghadapi pemilu 2024. Oleh sebab itu persoalan internal harus segera diselesaikan. 
 
"Terlebih dengan wacana Golkar ingin mengusung Ketua Umum Airlangga Hartato sebagai calon presiden. Tentu saja, itu harus dibarengi dengan kerja-kerja politik yang solid dari pengurus partai di daerah. Tanpa adanya soliditas, upaya mengerek pamor Airlangga bakal sulit di Riau," tekannya.
 
 
547