Yogyakarta, Gatra.com -Pemerhati lingkungan asal Kota Yogyakarta, Sardiman (62), sukses menciptakan wayang berbahan botol minuman bekas. Bermodal Rp600 saja, wayang ciptaannya berhasil terjual Rp1,5 juta.
"Ide membuat wayang plastik karena selama pandemi Covid-19 tidak ada kegiatan seperti sebelumnya. Sebelum pandemi saya bisa 2-3 kali seminggu memberi pelatihan tentang pemanfaatan ulang barang bekas, baik kertas maupun botol," kata Sardiman di sela-sela workshop di Pendopo Asdrafi Yogyakarta, Kamis (8/4).
Sardi Beb atau Sardi Bebek, panggilan akrab pria yang bermukim di Lempuyangan ini, bercerita selama lima bulan terakhir dirinya fokus membentuk wayang plastik ciptaannya.
Ia menjelaskan bahan baku utama wayang kreasinya adalah botol bekas merek minuman terkenal. Pasalnya, saat diterpa cahaya ketika dipentaskan material ini menghasilkan pancaran sinar seperti kristal. Akhirnya ia memantapkan diri menamakan hasil karyanya wayang kristal.
Dengan setrika listrik untuk membentuk lembaran plastik dan solder yang diruncingkan ujungnya untuk membentuk fisik wayang, Sardi Beb menggambar tokoh wayang dengan mengunduh gambar wayang di internet sebagai patokan.
"Untuk menghasilkan satu wayang dengan ukuran tinggi 30-60 centimeter, dibutuhkan 3-5 botol plastik besar ukuran 1,5 liter seharga satuannya Rp200. Butuh satu hari untuk menghasilkan satu tokoh wayang," jelas pendiriSanggar Topeng Kertasini.
Sardi Beb mengatakan satu wayang buatannya yaitu Gatotkaca yang dibuat dari tiga lembar botol laku sampai Rp1,5 juta dan dibeli seniman asal Bandung. Saat ini, selain Pandawa, wayang Punakawan telah dibuat Sardi Beb.
Sardi Beb berharap wayang kristal buatannya mampu menarik minat generasi milenial pada wayang dan membuat mereka peduli pada lingkungan yang semakin penuh sampah plastik.
Ia menyatakan dirinya terbuka atas keterlibatan anak-anak muda dalam mengkreasikan wayang ciptaannya baik dari segi pembuatan maupun pementasannya.
Seniman pemerhati wayang, Hangno Hartono, yang sedang menggelar pameran wayang kontemporer'Trilogi Mencari Arjuna Cakravartin', menilai wayang kristal karya Sardi Beb semakin memperkaya kreasi wayang di luar pakem.
"Kehadiran wayang kontemporer dari berbagai material, baik plastik maupun bulu kambing, menjadi penarik bagi generasi milenial yang tidak tertarik dengan pakem wayang klasik, baik dari sisi pembuatan maupun pementasan," kata Hagno.
Wayang kontemporer ini menurut Hagno menjadi jembatan bagi wayang klasik dan generasi milenial. Dari sini kreasi-kreasi akan lahir sehingga kesenian serta nilai-nilai luhur dari berbagai cerita pewayangan tetap akan lestari.