Home Gaya Hidup Kirab Gunungan Warga Sidomulyo Digelar Jelang Musim Tanam

Kirab Gunungan Warga Sidomulyo Digelar Jelang Musim Tanam

Kendal, Gatra.com - Warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Cepiring Kendal Jawa Tengah, setiap memasuki musim tanam ke dua yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali selalu menggelar kirab gunungan mangsa labuh. Gunungan diarak warga dari balai desa setempat hingga ke tengah sawah.

Ketua kelompok tani Desa Sidomulyo, Sadiyo mengaku, tradisi ini dilakukan sudah turun-temurun. Gunungan yang diarak terbuat dari hasil bumi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Kata Sadiyo, setelah gunungan sampai di sawah, para petani dan warga sudah menunggu. Sebagian dari mereka membawa makanan sendiri-sendiri, dikumpulkan jadi satu, kemudian ditaruh di daun pisang yang telah dibentangkan.

"Kemudian, kyai di desa ini membacakan doa. Lalu dilanjutkan dengan makan bersama," jelas Sadiyo, Sabtu (10/4).

Warga pun berebut bermacam-macam hasil bumi di gunungan. Selain berebut gunungan, ada beberapa tumpeng dan aneka jajanan dimakan bersama dan ada yang dibawa pulang. "Niat kami bersyukur pada Tuhan, bahwa hasil tanaman pertanian kami bisa terhindar dari segala hama dan penyakit. Selain itu, hasilnya juga melimpah ruah," ungkapnya.

Salah seorang warga, Junaidah yang ikut berebut tumpengan dari hasil bumi meyakini, kalau bisa mengambil makanan dari gunungan yang telah dikirab dan didoakan akan mendapat berkah. "Ya saya ambil beberapa bahan makanan untuk saya bawa pulang dan dimasak untuk dimakan bersama keluarga," ujar Junaidah.

Sementara itu, Kepala Desa Sidomulyo, Kecamatan Cepiring, Retno Yuli Fitriani mengatakan, tradisi yang sudah dilakukan sejak dulu tersebut, biasanya dilakukan di brak tengah sawah. Gunungan hasil bumi dikirab dan diikuti pembawa bibit padi. "Setelah dikawinkan atau dicampur nantinya akan diberikan kepada warga sebagai bibit padi yang akan dicampur untuk ditanam," terangnya.

Selain itu, lanjutnya, acara juga diisi dengan pagelaran kesenian tari tradisional, dari kelompok seniman Desa Sidomulyo. "Diharapkan dengan tradisi ini, bisa menambah semangat dan kerukunan antarpetani. Selain itu sebagai ungkapan rasa syukur, dengan makan bersama yang diikuti para petani," pungkasnya.

1212