Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengukuhkan anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) tingkat Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jumat (13/8) malam.
Anggota Paskibraka yang berasal dari perwakilan pelajar putra dan putri terpilih dari 35 kabupaten/kota se-Jateng akan bertugas mengibarkan bendera merah putih pada upacara HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia tingkat Jateng.
Salah satu anggota Paskibraka yang dikukukan ternyata adalah “anak mama” karena tidak bisa mencuci baju saat mengikuti karantina. Anggota Paskibraka itu bernama Bisma Aryaguna pelajar SMAN 3 Sragen wakil dari Kabupaten Sragen.
“Wah ini ada ‘anak mama’ jadi anggota Paskibraka,” kata Ganjar bercanda.
Menurut Bisma saat awal masuk karantina Paskibraka Jateng, semua semua harus disiplin dan mandiri, termasuk harus cuci baju sendiri.
"Siap, saya tidak bisa cuci baju Pak. Tidak pernah diajarkan. Sejak kecil sampai sekarang semuanya sudah ada yang mengurusi. Kalau di rumah tidak pernah cuci baju, tinggal masukkan ke mesin cuci,” katanya saat dialog dengan Ganjar usai pengukuhan.
Saat di karatina, tak ada mesin cuci sehingga membuat Bisma kerepotan. Teman sekamarnya kemudian mengajarkan cara mencuci baju secara manual.
“Saya diajari teman satu kamar, sekarang sudah bisa Pak. Sekarang saya sudah biasa mandiri, bisa cuci baju sendiri,” ujarnya
Anggota Paskibrata lainnya, Aulia Kartika Putri dari Boyolali menyatakan memiliki pengalaman memalukan pernah dihukum memakai kalung tulang ayam karena tidak disiplin membersihkan kamar.
“Saat itu rasanya malu Pak, soalnya memperlihatkan keburukan saya di depan orang lain. Dari situ saya belajar bagaimana harus lebih disiplin lagi menjaga kebersihan dan lebih pintar memanajemen waktu dengan baik. Intinya siap menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” katanya.
Kepada nggota Paskibrata, Ganjar menyatakan menjadi anggota Paskibraka bukan hanya soal mengibarkan bendera merah putih, tapi menjadi ajang untuk melatih disiplin, kemandirian serta nilai-nilai kebangsaan.
Oleh karenanya, proses seleksi Paskibraka Jateng tahun ini agak berbeda, karena menggandeng Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk menguatkan ideologi para pelajar.
Menurut Ganjar, saat ini bangsa Indonesia berada pada situasi yang tidak mudah, sehingga dibutuhkan persatuan agar tidak terpecah belah.
“Pada 2045 nanti, saya yakin kalian adalah para pemimpin bangsa. Kalian harus mempersiapkan diri, karena tantangan ke depan luar biasa, baik idiologi, pornografi, dan narkotika,” ujarnya.