Kabul, Gatra.com - Pasukan anti taliban yang selama ini menamakan diri mujahidin bersembunyi di Lembah Panjshir Afghanistan melawan Taliban, telah menyerukan gencatan senjata.
Pernyataan diungkapkan para pemimpin mereka, setelah aadanya laporan bahwa mereka menderita kerugian besar pada akhir pekan lalu.
Front Perlawanan Nasional (NRF) mengatakan pada Minggu malam bahwa pihaknya mengusulkan agar Taliban menghentikan operasi militernya di Panjshir... dan menarik pasukannya. “Sebagai imbalannya, kami akan mengarahkan pasukan kami untuk menahan diri dari aksi militer,” bunyi pernyataan dalam tweet terpisah Minggu malam, dikutip Al-arabiya, Senin (6/9).
NRF mengatakan bahwa juru bicara Fahim Dashty - seorang jurnalis Afghanistan terkenal - dan Jenderal Abdul Wudod Zara, dilaporkan telah tewas dalam pertempuran terbaru.
Taliban selama ini menyelesaikan serangan dua minggu di seluruh Afghanistan sejak 15 Agustus dengan merebut ibu kota, Kabul, tanpa perlawanan. Namun masih tentara tentara Afghanistan yang mundur ke Lembah Panjshir kemudian membentuk perlawanan, NRF.
Taliban mengklaim Minggu malam telah merebut hampir seluruh lembah, meski akun media sosial pro-NRF membantahnya dan mengatakan pejuang perlawanan telah mundur ke dataran tinggi.
Pejuang Panjshir bertahan selama satu dekade melawan militer Soviet dan juga rezim pertama Taliban dari 1996-2001.
NRF dipimpin oleh Ahmad Massoud - putra komandan legendaris anti-Taliban Ahmad Shah Massoud - dan bersembunyi dengan mantan wakil presiden Amrullah Saleh, seorang kritikus Taliban yang sengit.