Banyumas, Gatra.com– Kementerian Pertanian mulai menguji coba alat dan mesin pertanian (alsintan) modern untuk pengembangan budidaya kentang sudah mulai digunakan di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk meningkatkan produktivitas petani, Kamis (14/10). Uji coba dilakukan di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur.
Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) Kementerian Pertanian RI, Agung Prabowo mengatakan, Kabupaten Banjarnegara masih dalam taraf teknologi 2.0 di bidang pertanian. Mulai digunakannya alsintan yang canggih untuk pertanian kentang di Banjarnegara menjadi salah satu bentuk perubahan pola budidaya kentang dengan menggunakan mekanisasi modern..
"Kementan RI memilih Banjarnegara untuk mefasilitasi pengembangan budi daya kentang modern karena produksi kentang di sini merupakan peringkat pertama di Jawa tengah dan nomor dua se Indonesia," katanya, dalam keterangannya
Menurut dia, masa perkenalan teknologi pertanian tentu akan disusul dengan perubahan pola pikir, terutama bagi para petani yang telah lama berkecimpung dengan menggunakan alat pertanian manual. karena itu, diperlukan sosialisasi, pembinaan serta pelatihan agar para petani bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Dia menjelaskan, beberapa alat pertanian yang difasilitasi oleh Kementan RI untuk Banjarnegara antara lain, alat pembuat guludan tanah, alat penanam benih kentang, alat pemanen kentang, alat pembuat lubang tanam, alat pengangkut hasil panen.
Untuk alat menggulud tanah mampu mengolah guludan tanah hanya dalam waktu 4 jam, yang biasanaya jika dilakukan manual bisa sehari lebih. Kemudian alat menanam benih kentang dengan kapasitas 4,5 jam per hektare dan alat panen yang kapasitasnya 1 jam perhektare dengan dua operator.
"Harapan kami dengan adanya adanya teknologi sepertti alsintan modern maka petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar, produktivitas yang meningkat dan efisiensi biaya serta waktu," ucap dia.
Penjabat Bupati Banjarnegara, Syamsudin menuturkan, komoditas kentang di Banjarnegara memiliki potensi luas tanah 7.000 hektare. Ini menjadikan Kabupaten Banjarnegara memiliki produksi kentang yang tinggi. "Untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan teknologi pertanian modern untuk budidaya tanaman kentang dari hulu sampai ke hilir,” kata Syamsudin.
Dia berharap petani kentang di Banjarnegara menerapkan pertanian yang modern dan terintegrasi sehingga bisa berdampak terhadap peningkatan ekonomi di tigkat petani. Di sisi lain, pembanguan yang selama ini sudah dilakukan adalah pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan untuk kelancaran sektor ekonomi, salah satunya sektor pertanian dalam transportasi hasil panen serta kelancaran untuk mencukupi sarana pendukung seperti pupu dan obat pertanian. "Pembanguanan infrastruksur yang baik akan mendongkrak kesejahteraan masyarakat," jelas dia.