Banyumas, Gatra.com – Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menegaskan kesiapan jajaran pemerintahannya siap bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak, untuk mewujudkan kawasan Dieng sebagai Geopark Nasional.
Afif menegaskan perlu membangun kebersamaan dengan banyak pihak, termasuk sinergi antara Kabupaten Wonosobo dengan Banjarnegara, untuk mencapai tujuan mengembangkan kawasan wisata unggulan seperti kawasan Dieng.
“Komunikasi harus intensif, juga harus mampu meletakkan kepentingan personal, ego sektoral serta membangun visi yang jauh kedepan demi terjalinnya kerja sama, yang sinergis dan kolaboratif, khususnya antara kami di Kabupaten Wonosobo dengan teman-teman di Pemkab Banjarnegara,” kata Afif, dalam keterangannya, Rabu (10/11).
Dia menjelaskan, di Dataran Tinggi Dieng, terdapat 10 titik heritage milik Kabupaten Wonosobo dan 13 titik heritage milik Pemkab Banjarnegara. Afif mengatakan kawasan tersebut saat ini telah diputuskan presiden menjadi salah satu kawasan strategis pariwisata nasional, sehingga memerlukan pengelolaan yang apik oleh seluruh stakeholder terkait.
“Syarat-syarat menjadi geopark, yaitu terpenuhinya unsur Geo Diversity, Bio Diversity serta Culture Diversity telah dimiliki Dieng, sehingga untuk menjadi Geopark Global pun semestinya siap agar kedepan proyeksi untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata dunia juga dapat diwujudkan,” katanya.
Afif juga mengaku siap membangun kerja sama, termasuk bertukar ide, inovasi dan kreasi dengan Banjarnegara dengan sebaik-baiknya, agar Dieng sebagai warisan bumi benar-benar mampu tampil optimal sebagai geopark yang multifungsi.
Kesiapan Bupati Wonosobo berkolaborasi dengan semua pihak untuk mewujudkan geopark Dieng, diapresiasi Koordinator Minerba Panas Bumi dan Kegiatan Strategis Geopark Direktorat Sumber daya Energi Mineral Pertambangan Bappenas RI, Togu Pardede.
Togu mengakui kawasan Dieng berpeluang menyusul enam global geopark lain yang saat ini dimiliki Indonesia.
“Keunikan Dieng yang memiliki unsur geo diversity, bio diversity serta culture diversity jelas akan mampu mengungkit daya tarik bagi wisatawa, tidak hanya domestik, melainkan juga wisatawasn mancanegara,” jelas Togu.
Menurutnya, dengan adanya komitmen dua pemerintah kabupaten untuk bersinergi membangun kawasan yang juga dikenal dengan Negeri para Dewa itu, Togu meyakini upaya mewujudkan Geopark tinggal selangkah lagi.
Terwujudnya Geopark Dieng yang telah digagas cukup lama, tidak hanya akan menjadi branding kuat bagi pariwisata, melainkan juga untuk pusat ilmu pengetahuan, penelitian hingga daya tarik investasi.
“Contoh negara-negara yang sukses dengan geopark, ada tetangga kita Malaysia, di mana Global Geopark Langkawi mampu menghadirkan wisatawan sebanyak 3,6 juta setahun, kemudian China 67 juta setahun, Spanyol 50 juta setahun dan Jerman dengan enam geopark berhasil menarik 56 juta wisatawan per tahun, dan ini tentu devisa yang besar bagi negara serta berdampak positif bagi perekonomian masyarakat,” urainya.
Indonesia, disebut Togu saat ini baru mampu menarik 15 juta wisatawan per tahun. Salah satunya karena kurangnya promosi Unesco Global Geopark (UGGp), sehingga adanya Geopark Dieng , dimungkinkan bakal mengubah peta promosi demi menggenjot jumlah wisatawan mancanegara.