Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tiga tema yang diusung Indonesia dalam penyelenggaraan G20 pada tahun 2022, yakni recover together, recover stronger (pulih bersama, pulih lebih kuat) menghasilkan tiga pilar utama.
Adapun pilar pertama merupakan terkait mempromosikan produktivitas melalui penguatan sumber daya manusia.
“Peningkatan kualitas manusia atau sumber daya manusia pasca Covid-19 juga penting. Mengembangkan pasar keuangan dan menangani infrastruktur, terutama infrastruktur dasar, perpajakan digital dan infrastruktur digital dapat menyediakan dan meningkatkan produktivitas,” ujar Menkeu dalam acara Konferensi Internasional Road to Indonesia G20, Kamis (11/11).
Menkeu menjelaskan bahwa pilar kedua mengandung arti meningkatkan daya tahan perekonomian Indonesia yang semakin tangguh dan berkelanjutan. Dengan stabilitas sistem keuangan dan moneter yang lebih besar, Menkeu berharap hal tersebut akan menciptakan peluang yang lebih baik bagi suatu negara dalam membangun ketahanan.
“Meningkatkan kesiapsiagaan pandemi akan menjadi topik ini. Melindungi negara akibat kebijakan pascakrisis (exit policy) dan mengatasi risiko volatilitas modal yang berlebihan, juga akan menjadi topik ketahanan dan keberlanjutan ini,” kata Menkeu.
Pilar terakhir adalah memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Menkeu yakin dapat mencapai pertumbuhan berkelanjutan dengan mempromosikan keuangan berkelanjutan dan menilai dampak lingkungan terhadap akses keuangan, sambil juga mempromosikan inklusi keuangan.
“Isu mengenai perubahan iklim, tentunya akan sesuai dengan pilar ini dan juga peran fintech untuk membiayai usaha kecil menengah dan meningkatkan peran usaha kecil menengah dalam inklusi ekonomi,” ungkapnya.
Menkeu menambahkan bahwa tiga pilar tersebut akan diterjemahkan menjadi enam agenda unggulan, yakni exit strategy untuk mendukung pemulihan, mengatasi scarring effect untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan, sistem pembayaran khususnya digital di era digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.
“Kami juga akan menekankan bagaimana peran G20 terutama dalam menangani masalah yang sangat spesifik untuk negara berkembang. Karena Indonesia, dalam hal ini juga memiliki kepedulian bahwa banyak negara dan negara berkembang yang berbeda perlu memiliki suara mereka untuk didengar," ujarnya.