Dili, Gatra.com - Sejumlah WNI di Timor Leste merencanakan eksodus, keluar dari bumi lorosae itu ke Indonesia saat pemilihan Presiden 19 Maret 2022 mendatang. Saat ini di negara bekas Provinsi Indonesia ke 27 itu terdada ada 6000 WNI yang menyebar di 13 Distrik.
Adalah Paman Ambo (55 tahun) asal Sulawesi Selatan, salah satu pedagang pakaian di Colmerah, Pusat Kota Dili merencanakan akan pulang Indonesia saat pemilihan Presiden nanti.
“Pengalaman kami sebelumnya setiap Pemilu baik Parlemen maupun Presiden di Timor Leste sering terjadi kekacauan. Seperti Pilpres 4 tahun lalu. Terjadi keributan, demonstrasi antar para pendukung, yang merusakan sejumlah fasilitas para pengusaha khususnya dari luar,” kata Paman Ambo (25/1).
Karena itu ayah tiga orang anak ini sudah memutuskan, bersama keluarganya pulang Indonesia dua tiga hari sebelum hari pemungutan suara. Jika tidak ke Sulawesi Selatan mingkin ke tempat saudaranya di Kupang.
“Saya memang merencakan pulang Sulawesi, sekalian silaturahmi dengan saudara - saudara disana. Alternatif lain jika tidak ke Sulawesi mungkin saya ke Kupang. Disana ada saudara saya. Selesai Pemilu jika siutuasinya kondisuf saya akan segera pulang kembali Dili," jelas Ambo.
Hal senada dikemukakan Syafrudin seorang pedagang kelontong di Mal Golgota, Dili yang merencakan akan mengungsi, sementara ke saudaranga di Atambua Kabupaten Belu menjelang hari H Pemungutan suara.
“Pengalaman Pemilu lalu selesai perhitungan suara terjadi aksi demo dan merusakan sejumlah fasilitas para pedagang. Untuk aman saya bersama keluarga akan pulang ke Atambua, NTT. Selesai pemilu saya baru pulang Dili, itupun jika situasinya sudah aman,” jelas Syafrudin.
Menyikapi rencana sejumlah WNI yang merencanakan eksodus ke Indonesia menjelang hari H Pilpres, Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste Okto Dorinus Manik menghimbau agar tenang dan tidak perlu mengungsi.
“Saya telah menghimbau untuk 6000 WNI di Timor Leste agar tetap tenang, tidak perlu eksodus saat Pemilu Presiden 19 Maret 2022 mendatang. Ini karena saya telah melakukan koordinasi dengan para pejabat dan tokoh masyarakat Timor Leste. Mereka menjamin akan aman baik sebelum dan sesudah Pilpres,” kata Okto Dorinus Manik kepada Gatra.com (25/1).
Lebih lanjut Okto menyebutkan mungkin yang merasa risau dan takut adalah WNI yang nota bene suami atau isterinya warga negara Timor Leste. Ini karena mereka pasti pendukung kandidat tertentu, calon Presiden.
“Saat ini ada sekitar 1000 WNI yang suami atau isterinya warga negara Timor Leste. Mereka ini juga anggota Partai tertentu yang memiliki kandidat calon Presiden. Kepada mereka juga saya minta tidak perlu eksodus. Ini karena selain tokoh parpo, tokoh masyarakat, saya sudah bertemu para pemuka agama, Pastor dan Pendeta. Kepada saya mereka menjanjikan aman,” jelas Okto.
Seperti diberitakan Gatra.com sebelumnya Pemilihan Presiden Timor Leste akan dilaksanakan pada 19 Maret 2022 mendatang. Sejauh ini baru ada dua kandidat yang secara resmi mencalonkan diri yakni Jose Ramos Horta yang dicalonkan Partai Concelo Nacionale deTimor Leste (CNRT). Berikutnya Adriano do Nacimento dari Partidu Demokratico.
Adriano adalah alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unversitas Nusa Cendana (Undana) Kupang 1991 jurusan Bahasa Inggris. Selama kuliah Adriano juga tercatat sebagai aktivis PMKRI St. Fransiskus Xaverius Cabang Kupang.
Sekretaris Umum Partido Democratico, Antonio da Conceição mengatakan, pimpinan tertinggi Partai Demokrat dalam rapat Dewan Tertinggi Partai yang diadakan pada tanggal 6-7 Januari 2022, memutuskan mengajukan kadernya Adriano sebagai calon Presiden pada Pemilihan Presiden mendatang.
"Kami dari Partidu Demokratico akan mengajukan kader sebagai calon Presiden. Antaranya Adriano do Nacimento ,” kata Antonio da Conceição
Sementara itu anggota partai CNRT, Fransisco Dos Santos menegaskan mencalonkan Jose Ramos Horta sebagai calon Presiden 19 Maret mendatang.
"Kami mencalonkan Jose Ramos Horta untuk bertarung pada Pilpres Timor Leste 19 Maret 2022 mendatang. Kami optimis Horta akan memenangkan suara 850.000 pemilih Timor Leste yang menyebar di 13 Distrik,” kata Fransisco Dos Santos.
Direktur Nasional Sekretariat Teknis Administrasi Pemilihan Umum (STAE) Timor Leste, Acilino Manuel Branco mengatakan pendaftaran kandidat calon Presiden Timor Leste sudah dibuka selama 20 hari, dari 15 Januari 2022 dan akan ditutup 4 Februari 2022 mendatang.
“Pendaftaran calon Presiden Republik telah kami buka. Sejauh belum ada yang mendaftar. Hanya saja dari Parpol sesuai hasil kongres, baru ada dua kandidat calon yang bakal iakut bertarung di Pilpres mendatang. Keduanya adalah Jose Ramos Horta dan Adriano do Nacimento,” kata Acilino Manuel Branco.