Kolkata, Gatra.com - Ratusan siswa di kota Kolkata, India timur, pada hari Rabu (9/2) meneriakkan slogan-slogan dan memblokir jalan-jalan, sebagai protes atas larangan hijab di negara bagian Karnataka di selatan. Aksi dilakukan ketika terjadi larangan mengenakan pakaian penutup kepala, itu di sekolah-sekolah terus meningkat.
Reuters, Rabu (9/2) melaporkan, dalam sebuah tweet Malala Yousafzai, juru kampanye untuk pendidikan anak perempuan dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian --yang selamat dari penembakan pada usia 15 tahun oleh seorang pria bersenjata Taliban di negara asalnya Pakistan pada 2012-- meminta para pemimpin India untuk “menghentikan marginalisasi Muslim Perempuan."
Media lokal juga melaporkan pekan lalu bahwa sejumlah sekolah di Karnataka telah menolak masuknya gadis-gadis Muslim yang mengenakan jilbab, dengan alasan perintah kementerian pendidikan, sehingga memicu protes dari orang tua dan siswa.
Sebaliknya, pelajar Hindu melakukan protes tandingan, berbondong-bondong ke sekolah dalam beberapa hari terakhir untuk mendukung larangan tersebut. Memaksa pemerintah negara bagian Karnataka untuk menutup sekolah dan perguruan tinggi selama tiga hari untuk meredakan ketegangan antara kedua komunitas.
Dalam satu insiden dalam sebuah video yang dibagikan secara online, seorang siswa Muslim yang mengenakan jilbab dikelilingi oleh pemuda Hindu yang meneriakkan slogan-slogan agama ketika mencoba memasuki sekolahnya, di Karnataka.
“Para mahasiswa yang memprotes di Kolkata pada hari Rabu sebagian besar adalah wanita yang mengenakan jilbab,” kata seorang saksi mata Reuters. Ia menambahkan demonstrasi itu tanpa insiden.
Para siswa mengatakan kepada Reuters bahwa mereka berencana untuk berkumpul kembali pada hari Kamis.
“Kami akan terus berunjuk rasa sampai pemerintah berhenti menghina mahasiswa,” kata Tasmeen Sultana, salah satu pengunjuk rasa.
“Kami ingin hak-hak dasar kami kembali… Anda tidak dapat mengambil hak kami,” tambahnya.
Protes juga juga berlangsung pada Rabu di ibu kota India, New Delhi.
“Menolak membiarkan anak perempuan pergi ke sekolah dengan hijab mereka sangat mengerikan. Obyektifikasi terhadap perempuan tetap ada – karena mengenakan lebih sedikit atau lebih,” kata Yousafzai, dalam sebuah tweet pada Selasa malam.
Pemerintah Karnataka, di mana 12 persen dari populasi adalah Muslim dan yang diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) Perdana Menteri Narendra Modi, mengatakan dalam perintah bahwa siswa harus mengikuti aturan berpakaian yang ditetapkan oleh sekolah.
Partai oposisi dan kritikus menuduh pemerintah BJP di tingkat federal dan negara bagian mendiskriminasikan populasi Muslim minoritas.
Modi mengatakan kebijakan ekonomi dan sosialnya menguntungkan semua orang India.