Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum tersebut akan mulai bisa digunakan mulai tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA.
Nadiem menyebut, Kurikulum Merdeka merupakan hasil dari uji coba kurikulum prototipe yang selama setahun kebelakang telah di uji cobakan di 2.500 sekolah penggerak. Ia menyebut, sekolah yang menggunakan kurikulum tersebut nyatanya mampu mengikis ancaman learning loss dibanding sekolah yang masih menggunakan Kurikulum 2013.
"Ini data yang luar biasa. Ketika sekolah masih menggunakan kurikulum 2013, mereka mengalami learning loss setara 6 bulan. Sedangkan, yang menggunakan Kurikulum prototipe hanya setara 1 bulan," ujar Nadiem dalam peluncuran Kurikulum Merdeka secara daring, Jumat (11/2).
Namun, Nadiem menegaskan bahwa penerapan kurikulum merdeka masih bisa dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan kesiapan masing-masing sekolah. Artinya, implementasi Kurikulum Darurat tidak akan dipaksakan atau diwajibkan.
"Kurikulum Merdeka bersifat opsional. Guru dan kepala sekolah karena kemerdekaan dan keputusan itu ada di mereka,” tuturnya.
Nantinya, satuan pendidikan akan diberikan tiga opsi kurikulum. Pertama, bagi sekolah yang belum siap masih bisa menggunakan Kurikulum 2013. Kedua, Kurikulum Darurat masih bisa digunakan bagi sekolah yang merasa ingin ada perubahan atau penyederhanaan kurikulum namun masih merasa belum siap menerapkan Kurikulum Merdeka.
"Opsi terakhir, sekolah yang sudah siap sudah bisa menerapkan Kurikulum Merdeka secara utuh ataupun bertahap," tandasnya.