Karanganyar, Gatra.com – Pentas wayang kulit kolaborasi ketoprak sukses mengundang ribuan warga Desa Gondangmanis, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu malam (18/6), dalam rangka bulan Bung Karno. Gelar budaya ini diklam terbesar pascapandemi Covid-19.
Selain warga, juga para elite maupun struktural PDIP menghadiri acara tersebut, antara lain Ketua DPC PDIP Karanganyar Bagus Selo, Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto, Sekretaris DPC PDIP Karangpandan Sri Hardjono, Anggota DPD RI Casyta Arriwi Kathmandu, Ketua Komisi B DPRF Jateng Sumanto. dan lain-lain.
"Setelah dua tahun pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak para seniman, kini hal itu mulai dilonggarkan. Pagelaran budaya ini merupakan yang terbesar di Karanganyar. Para seniman dapat kembali pentas dan mencari nafkah," kata Casyta kepada wartawan, Sabtu malam.
Putri dari Ketua Bappilu DPP PDIP Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) ini memiliki momori istimewa berada di Desa Gondangmanis. Dahulunya, ia pernah menjalani kuliah kerja nyata di desa ini saat berkuliah pada tahun 2008.
Melalui gelar budaya bertajuk Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia ini, ia ingin menyampaikan pentingnya melestarikan warisan leluhur, terutama seni dan budaya. Wilayah Jateng, katanya, memiliki 35 kabupaten/kota yang masing-masing berkarakter dan berkearifan lokal.
"Budaya dan seni adalah identitas kita. Maka perlu meng-uri-uri-nya," kata dia.
Sementara itu, pentas wayang kulit dengan dalang ki Hanang Purbo Carito dikolaborasi apik dengan ketoprak Suminten Edan. Para elite PDIP Jateng itu terlihat menikmati pertunjukan sampai larut malam.
Dalang dan pemain ketoprak berpanggung mandiri di satu set lokasi, namun diramu seakan saling bersahut dialog. Kearifan lokal itu, lanjut Casytha, adalah aset pertahanan bangsa, yakni unsur kuatnya ideologi kebangsaan.
“Prinsipnya, kami kagum dengan orisinalitas kearifan lokal yang terus tumbuh dari generasi ke generasi,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Karanganyar, Bagus Selo, mengatakan, gelar budaya tersebut sekaligus mempromosikan objek wisata Embung Watu Tanggal. Destinasi ini menyajikan kuliner kampung di tengah kolam ikan.
"Dengan gelar budaya ini, diharapkan wisata Embung Watu Tanggal lebih dikenal. Bulan Bung Karno ini digelar dengan konten seni budaya karena beliau [Soekarno] sangat menjunjung tinggi nilai kearifan lokal," katanya.