Jakarta, Gatra.com – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta tenaga kesehatan (Nakes), baik dokter maupun perawat yang menemukan gejala cacar monyet pada pasien agar segera melakukan tindak lanjut dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), dalam keterangan tertulis, Rabu (27/6), menyampaikan, PCR merupakan metode pemeriksaan virus cacar monyet dengan mendeteksi DNA virus tersebut.
Agus melanjutkan, PB IDI juga meminta tenaga kesehatan segera melaporkan kepada dinas kesehatan (dinkes) setempat agar bisa segera dilakukan surveilans dan tindakan lebih lanjut lainnya.
Baca Juga: Covid Belum Usai,, Kini Penyebaran Cacar Monyet Dinyatakan Darurat Kesehatan Dunia
Menurutnya, pemahaman yang baik terhadap infeksi cacar monyet dan kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) atau outbreak, menjadi modal utama dalam aspek pencegahan.
Upaya untuk menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi, lanjut dia, merupakan kunci pencegahan yang dinilai paling efektif pada saat outbreak, diiringi dengan upaya surveilans dan deteksi dini kasus aktif guna melakukan karantina untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.
IDI menyampaikan imbauan tersebut setelah Badan Kesehatan Dunia WHO menetapkan status darurat untuk kasus cacar monyet pada pekan ini. Meski masih belum terdeteksi di Indonesia, namun kasus cacar monyet atau monkey pox sudah ditemukan di Singapura.
Cacar monyet adalah suatu penyakit infeksi virus, bersifat zoonosis dan jarang terjadi. Beberapa kasus infeksi pada manusia (human monkeypox) yang pernah dilaporkan terjadi secara sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat, dan umumnya pada lokasi yang berdekatan dengan daerah hutan hujan tropis.
Cacar monyet ini tergolong ke dalam genus orthopoxvirus. Virus lain yang juga berasal dari genus orthopoxvirus adalah virus variola yang menyebabkan penyakit cacar (smallpox) dan telah dinyatakan tereradikasi di seluruh dunia oleh WHO pada tahun 1980.
Baca Juga: Moderna Uji Coba Vaksin Cacar Monyet
Berdasarkan data dari WHO, penyakit cacar monyet pada awalnya teridentifikasi pada tahun 1970 di Zaire dan sejak itu dilaporkan secara sporadis di 10 negara di Afrika Tengah dan Barat. Pada tahun 2017, Nigeria mengalami outbreak terbesar yang pernah dilaporkan, dengan perkiraan jumlah kasus yang terkonfirmasi sekitar 40 kasus.
Sejak Mei 2022, monkeypox menjadi penyakit yang menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena dilaporkan dari negara nonendemis. Sejak tanggal 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus monkeypox yang berasal dari negara nonendemis.
Saat ini, cacar monyet telah meluas secara global dengan total 75 negara. Hingga 25 Juli 2022, terdapat 18.905 kasus konfirmasi monkeypox di seluruh dunia, dengan 17.852 kasus terjadi di negara tanpa riwayat kasus konfirmasi sebelumnya. Amerika Serikat melaporkan kasus monkeypox sebesar 3846 kasus. Di ASEAN, Singapura telah melaporkan 9 kasus konfirmasi dan Thailand melaporkan 1 kasus konfirmasi.