Bandung, Gatra.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa saat ini sedang melakukan koordinasi dengan Pertamina agar sumur-sumur yang sudah ditinggalkan di Jawa Barat dapat dikelola oleh daerah dengan formula ekonomi.
“SKK Migas punya tanggung jawab, bagaimana agar potensi gas yang besar tersebut dapat ditindaklanjuti dengan transisi konversi gas bisa dimaksimalkan sebelum sepenuhnya menerapkan penggunaan EBT,” katanya dalam Forum Group Discussion, Bandung, Senin (03/10).
Baca Juga: 26 Sumur Minyak Peninggalan Belanda Dikoordinasikan ke Pusat
RK yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (APDMET), menyampaikan bahwa APDMET memiliki aspirasi agar pengelolaan migas diamalkan sesuai dengan sila ke lima Pancasila, yaitu agar ada kesejahteraan bagi daerah.
RK juga menyampaikan bahwa APDMET terus memperjuangkan participating interest 10% sebagai bagian dari upaya memberikan mensejahterakan daerah.
Baca Juga: SKK Migas Kaji Relief Well YYA-1 Jadi Sumur Produksi
“Terkait dengan energi, bahwa ada 3 prinsip yang terus diperjuangkan yaitu murah, bersih dan berkelanjutan,” ujarnya.
RK menambahkan cara melatih ketergantungan dari minyak ke gas yang jumlahnya banyak namun belum termanfaatkan dengan optimal, kemudian dilanjutkan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Apalagi patut disyukuri bersama bahwa Indonesia memiliki sumber EBT terbesar di dunia.
Ridwan Kamil saat masih menunggu rekomendasi dari FGD yang diselenggarakan ini, sebagai upaya bersama meningkatkan iklim investasi hulu migas di Indonesia, untuk mendukung proses transisi energi ke EBT dimasa mendatang.