Jakarta, Gatra.com – Ingar bingar kontestasi politik belakangan ini ternyata mencuri perhatian tokoh Front Pembela Islam (FPI) Novel Bamukmin. Lama tidak muncul ke hadapan publik, Koordinator Humas Persaudaraan Alumni 212 itu menyampaikan pandangannya untuk tidak mendukung deklarasi capres dari partai NasDem yang mengusung nama Anies Baswedan.
“Kami tidak mendukung deklarasi NasDem, takut memecah belah ummat,” kata Novel Bamukmin yang juga Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) itu lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (4/10).
Lelaki yang karib disapa Habib Novel itu membeberkan sejumlah alasan kenapa pihaknya tidak mendukung keputusan politik dari partai besutan Surya Paloh itu. Pertama, Novel mengaku pernah menjadi motor pelaporan kader NasDem yakni Viktor Laiskodat (saat ini menjadi Gubernur NTT) atas dugaan penistaaan terhadap agama Islam.
“Kami dari Spirit 212 sampai dua kali mendemo Mabes Polri dan DPP Partai NasDem terkait masalah ini,” ujarnya.
Novel juga menaruh kecurigaan NasDem terkait kerja sama dengan pihak luar yang ikut memframing berita FPI dengan narasi aksi anarkis secara berulang-ulang.
Yang bikin kesal, menurut Novel adalah pemenjaraan 7 orang petinggi FPI termasuk Habib Rizieq Syihab (HRS) dalam kasus perayaan Maulid Nabi Muhammad dan kasus kerumunan massa akad nikah dari putri imam besar FPI tersebut di Petamburan, Jakarta Pusat pada 2021.
Tak cukup di situ, HRS juga dijerat atas kasus tes swab di RS Ummi, Bogor, Jawa Barat. “Saya menduga Jaksa Agung yang kader NasDem, yaitu Muhammad Prasetyo ikut terlibat dalam peristiwa pemenjaraan ulama,” kata Novel.
Ia mencontohkan, kasus yang dialami pentolan FPI lainnya, yakni Bahar Smith atas kasus penyebaran berita hoaks atau bohong dalam ceramah serta kasus penganiayaan sopir taksi online pada 2021 lalu. “Termasuk Habib Bahar Smith yang sudah beberapa kali tersangkut kriminalisasi,” ujarnya.
Tidak hanya menyoal kasus yang menyeret petinggi FPI, Novel juga mengungkit sejumlah kasus kriminalisasi terhadap sejumlah tokoh. Misalnya, Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustaz Farid Okbah, pengurus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ahmad Zain An Najah, dan Anung Al-Hamad yang ditangkap atas sangkaan dugaan tindak pidana terorisme pada 2021.
“Juga para ulama yang saat ini bersidang seperti KH Farid Okbah, Zain An Najah dan Anung Al-Hamad dan habaib yang lainnya,” kata Novel.
Ia mempertanyakan keseriusan dan keputusan politik Surya Paloh saat NasDem tiba-tiba mendeklarasikan Anies Baswedan yang sebelumnya didukung sayap politik Islam.
“Sehingga patut diduga ada agenda untuk mengadu domba dan memecah belah umat Islam,” ujarnya.
Sayangnya, petinggi NasDem belum ada yang menanggapi pernyataan tokoh FPI tersebut. Sementara itu, Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengungkapkan alasan kenapa pihaknya mantap mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat presiden pada Pilpres 2024.
“Kenapa Anies Baswedan? Why not the best,” ucap Surya Paloh. Ia meyakini di tangan Anies, Indonesia akan menjadi negara yang bermartabat dan berkemajuan.
“Kami ingin menitipkan perjalanan bangsa ini ke depan bangsa ke depan, insya Allah jika saudara Anies Rasyid Baswedan terpilih jadi presiden nanti, pimpinlah bangsa ini jadi bangsa yang lebih bermartabat, bangsa yang mampu membentuk karakter daripada bangsa ini sejatinya,” tegasnya penuh semangat.