Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, menekankan pentingnya pemahaman dan pengetahuan warga pendidikan dalam tanggap bencana. Hal ini ia refleksikan dari kesigapan warga sekolah SMA Negeri 2 Cianjur yang mampu bereaksi ketika gempa melanda daerah mereka, Senin (21/11).
Nadiem mengapresiasi kesigapan tersebut. Ia bersyukur bahwa warga pendidikan kini makin memahami cara dan reaksi seperti apa yang harus dilakukan ketika bencana alam hadir. Utamanya, untuk memastikan keselamatan dan keamanan warga sekolah di lokasi yang rawan terkena bencana. Momentum ini pun, ia jadikan evaluasi bagaimana pentingnya pembelajaran sikap tanggap bencana kedepan.
Baca Juga: Supaya Tepat Sasaran, BPKP Akan Kawal Penyaluran Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur
“Mari kita ciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk semua," ujar Nadiem dalam keterangannya, Kamis (24/11).
Nadiem menyebut, bahwa pihaknya juga akan mengencangkan kembali upaya dalam membangun budaya siaga dan aman di sekolah sebagai bentuk ketahanan dalam menghadapi bencana. Inisasi tersebut mulai dikencangkan kembali lewat Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang dipayungi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2019.
“Aturan ini menjadi panduan bagi sekolah untuk menegakkan tiga pilar SPAB, yaitu Fasilitas sekolah aman, Manajemen bencana di sekolah, dan pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana,” jelasnya.
Terakhir, ia secara khusus mengapresiasi guru-guru SMA Negeri 2 Cianjur yang mampu mengelola peserta didiknya dengan baik sehingga aman dari dampak gempa yang melanda Kabupaten Cianjur, sehingga dilokasi tersebut tidak ada korban jiwa sama sekali.
Baca Juga: Seorang Anak 5 Tahun Selamat dari Reruntuhan Bangunan Akibat Gempa Bumi Cianjur
“Inilah yang disebut pahlawan karena bisa memastikan siswanya yang sedang belajar bisa berada di tempat aman," tuturnya.
Sementara itu, SMA Negeri 2 Cianjur, Haruman Taufik mengungkapkan bahwa saat gempa melanda, para guru dengan sigap menginstruksikan seluruh peserta didik untuk meninggalkan ruang kelas dan berkumpul di lapangan. Lalu, setelah gempa kedua atau susulan, barulah membuat kerusakan yang lebih parah terutama enam ruang kelas di lantai dua.
"Saya salut dengan kesigapan para guru yang segera membawa anak-anak ke tempat aman," ucapnya.