Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menyinggung koalisi antar partai politik yang beredar menjelang Pemilu 2024. Mantan pimpinan DPR ini menyebutnya sebagai hal yang aneh.
“Dimana-mana, di seluruh dunia, yang namanya koalisi itu terbentuk setelah pemilu, bukan sebelum pemilu,” ujar Fahri usai acara Unpacking Indonesia di Centennial Tower, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (16/12).
Menurut Fahri, pembentukan koalisi sebelum pemilu merusak tatanan sistem politik di Pemilu dan tidak mencerminkan dinamika politik yang semestinya.
“Bisa dibilang curi start, bisa dibilang pakai tiket palsu, kedaluwarsa dan lain-lainnya. Ini yang harus dirubah kalau masih mungkin menurut saya. Tadinya saya berharap Perppu itu isinya ini,” tuturnya.
Sebelumnya, Partai Gerindra dan PKB membentuk Koalisi Gerindra-PKB pada 12 Agustus lalu dan sudah memberikan format Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar, walaupun belum resmi ditetapkan.
Sementara Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat berencana ingin membentuk Koalisi Perubahan, namun belum menentukan kapan pembentukan resminya. Meski demikian, Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dideklarasikan sebagai Calon Presiden di Partai Nasdem.
Partai Golkar, PPP dan PAN di sisi lain, membentuk Koalisi Indonesia Bersatu. Hanya PDI Perjuangan yang belum menentukan arah koalisi akan bergabung bersama partai mana, kara PDI Perjuangan satu-satunya parpol yang bisa mencalonkan Presiden dan Wapres tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain.