Jakarta, Gatra.com- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo secara resmi menutup Stadium Security Management Course (Kursus Manajemen Pengamanan Stadion yang diberikan oleh instruktur profesional dari Conventry University, Inggris. Sigit berharap pelatihan yang digelar selama sembilan hari ini bisa meningkatkan kualitas pengamanan laga sepakbola.
"Sembilan hari telah melakukan kegiatan pelatihan stadium untuk persiapan pengamanan bola, jadi sebagaimana komitmen Polri bahwa Polri akan terus melaksanakan peningkatan kualitas dari pengamanan, khususnya terkait dengan penyelenggaraan kompetisi besar khususnya sepakbola," kata Sigit di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/2/).
Sigit mengatakan, Kursus Manajemen Pengamanan Stadion ini diikuti oleh 66 personel. Masing-masing, 56 orang personel Polri dan 10 orang dari Kemenpora, Kementerian PUPR, Kemenkes, PSSI, hingga PT LIB. Agenda ini merupakan wujud Polri melaksanakan transformasi pengamanan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sigit berharap tragedi Kanjuruhan yang memakan korban jiwa sebanyak 132 orang tidak terulang di kemudian hari.
"Seiring dengan beberapa waktu yang lalu kejadian di Kanjuruhan yang tentunya menjadi perhatian kita bersama, bahwa ke depan hal ini tidak boleh terjadi lagi. Oleh karena itu bagaimana kita harus melakukan perbaikan sesuai arahan dari Bapak Presiden untuk melaksanakan transformasi untuk menyelenggarakan olahraga yang lebih baik dari sisi penyelenggaraan, dari sisi keamanan, manajemen pengaturan suporter, penonton, sehingga semua bisa terselenggara dengan baik dan semuanya baik penonton penyelenggara pemain, betul-betul bisa diamankan," jelas Sigit.
Sigit mengatakan, Polri terus melakukan perbaikan. Ini dilakukan untuk menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat dalam penyelenggaraan kompetisi olahraga serta untuk memajukan iklim keolahragaan nasional. Salah satu bukti keseriusan Polri dengan diterbitkannya Perpol Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pengamanan Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga.
"Polri terus melakukan perbaikan, beberapa waktu yang lalu kita melaksanakan perubahan terkait dengan Perpol nomor 10, di mana di dalamnya mengatur bagaimana menggunakan personel kemudian yang terutama adalah analisa terhadap risiko khususnya stadion yang akan digunakan sehingga di situ," katanya.
"Kemudian bisa ditentukan dengan kapasitas yang ada dan pintu-pintu keluar, pintu masuk, exit, kemudian bagaimana kesiapan kesehatan yang ada, semuanya menjadi satu kesatuan," sambungnya.
Sigit menambahkan, Kursus Manajemen Pengamanan Stadion yang dilaksanakan ini bertujuan untuk menyempurnakan implementasi Perpol 10 Tahun 2022 tersebut. Diharapkan, kemampuan personel meningkat dalam pengamanan event olahraga, khususnya sepakbola.
Transformasi pengamanan event olahraga khususnya sepakbola, lanjut Sigit, amat penting dalam rangka persiapan event World Cup U-20 tahun 2023 di Indonesia. Dia mengatakan, keberhasilan event tersebut merupakan harga mati yang harus diwujudkan.
"Semoga kegiatan pengamanan stadion ke depannya mampu dilakukan secara lebih baik, sehingga dapat menjamin keselamatan masyarakat dan mendorong kemajuan olahraga, khususnya kemajuan sepakbola nasional," ucap Sigit.