Jakarta, Gatra.com - Pementasan Wayang Suket Indonesia digelar di Komunitas Salihara, Jakarta, mulai Kamis (2/3) hingga Jumat (3/3) mendatang. Gelaran ini menceritakan kisah Bandung Bondowoso dari sudut pandang perwatakannya.

Sutradara dan Dalang Komunitas Wayang Suket Indonesia, Gaga Rizky, menyatakan bahwa Bandung Bondowoso dipilih sebagai sudut pandang utama dalam penceritaan kali ini. Ia mengatakan bahwa dalam kisah yang beredar, fokus utama selalu menggunakan sudut pandang Roro Jonggrang sehingga kali ini ia mencoba menuturkan cerita secara berbeda.

"Cerita Bandung Bondowoso sebenarnya dari cerita rakyat Roro Jonggrang. Tapi kami memberi sudut pandang sebaliknya. Bandung Bondowoso yang digambarkan jahat, barbar, Roro Jonggrang selalu baik. Kami ingin membuat Bandung Bondowoso jadi sosok yang baik, bertanggungjawab, dan patriotis," jelasnya saat ditemui di Komunitas Salihara, Rabu (1/3).

Menurutnya, Bandung Bondowoso merupakan salah satu sosok yang sebenarnya bisa digambarkan dengan baik. Sementara, Roro Jonggrang bisa dilihat sebagai "penjahat" sebab justru membohongi dan mengkhianati Bandung Bondowoso dengan berpura-pura membuat pagi tiba lebih cepat.

Ia menuturkan bahwa untuk pementasan ini, persiapan sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu. Namun, latihan instensif baru dimulai sejak sebulan belakangan.

"Rencana awal sejak tiga bulan. Kami brainstorming, pembuatan ide, storyboard. Revisi berkali-kali. Satu bulan terakhir latihan intens," terangnya.

Dalam pementasan kali ini, ia menyisipkan pesan yang diharapkan bisa diambil penonton. Baginya, perlu diperhatikan pentingnya berbuat baik sesama manusia, serta berfokus pada upaya memberi manfaat dan tidak saling menyalahkan.

"Saat ini sering dikatakan cowok selalu salah. Kami ingin membuka, membedah bahwa sebenarnya jangan terlalu katakan siapa yang salah. Coba ditelaah dulu," katanya.

Menggunakan media wayang suket atau wayang rumput sebagai objek, kisah Bandung Bondowoso dipentaskan untuk pertama kalinya dalam rangkaian gelaran Helateater "Teater Objek" yang dihelat Komunitas Salihara sejak Februari lalu. Teater Objek sendiri menampilkan pementasan untuk karya-karya pertunjukan teater berbasis objek seperti benda sehari-hari hingga temuan, wayang, boneka dan sejenisnya sebagai penyampai teks kepada penonton.