Jakarta, Gatra.com - Indonesia memiliki potensi dalam menelurkan sumberdaya manusia (SDM) yang ahli dalam bidang kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan. Pendidikan vokasi diharapkan bisa menjadi penghela tumbuhnya sdm ahli di bidang tersebut.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Saryadi mengatakan, revolusi Industri 4.0 telah mendorong permintaan tinggi akan tenaga kelistrikan, otomasi industri, dan energi terbarukan. Sehingga, dirinya melihat fenomena ini menjadi peluang bagi sdm ahli di Indonesia.
"Indonesia memiliki peluang yang besar membentuk tenaga ahli di bidang tersebut melalui pendidikan vokasi," ujar Saryadi dalam keterangannya, Minggu (26/3).
Untuk mengakselerasi pemunculan sdm yang berkompeten di tiga bidang tersebut, pemerintah Indonesia pun berkolaborasi dengan Kedutaan Perancis melalui Schneider Electric Global dengan program Centre of Excellence (CoE).
Saryadi menyebut, CoE merupakan bentuk dari kemitraan yang kuat dan solid antara Indonesia dan Prancis. Dimana pengembangan CoE dilakukan di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI).
“CoE ini menjadi gerbang untuk mendukung agenda nasional Making Indonesia 4.0,” jelasnya.
Sementara itu, perwakilan dari Schneider Electric Group, Gwenaelle mengatakan bahwa pihaknya telah berinvestasi training kit senilai Rp10 miliar pada fasilitas Center of Excellence di Cimahi yang digunakan untuk membiayai training kit 40 SMK.
Dukungan yang diberikan pun diharapkan bisa melatih 1 juta pemuda dalam manajemen energi, otomasi, dan semua soft skills yang relevan untuk mengatasi tantangan di masa depan.
"Indonesia adalah CoE terbesar yang kami investasikan dari 11 CoE di dunia,” jelas Gwenaelle.
Sejalan dengan tersebut, Kedutaan Perancis turut mendukung CoE secara penuh. Konselor Kedutaan Perancis, Stephane Dovart mengatakan, bahwa Indonesia memiliki kekuatan dalam bidang industri dan ekonomi. Apalagi dengan jumlah SMK yang cukup banyak, sekitar 14.000.
“Hal itu menandakan sumber daya manusia Indonesia yang banyak dan dapat dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kualitasnya,” ungkap Stephane.