Jakarta, Gatra.com - Sustainable eating merupakan salah satu pola hidup di mana seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih sehat dan berkelanjutan tanpa merusak atau menghabiskan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Namun, sayangnya pola tersebut masih kurang populer di Indonesia.
Menurut Dr. dr. Ray Wahiu Basrow, MKK, Medical Science Director Danone Indonesia, salah satu penerapan sustainable eating sebenanya bisa dicapai dengan seerhana, dan mudah dilakukan. Seperti lebih banyak makan pangan lokal, hingga makan dengan makanan padat gizi.
“Ketika kita berbicara sustainable eating di bulan ramadan ini, penting sekali kita mulai dengan lebih banyak mengkonsumsi sumber pangan nabati,” kata Ray di hotel Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
“Sustainable eating adalah protein hewani, makanan-makanan tinggi protein dari hewani itu penting sekali, karena bagus untuk memenuhi zat besi supaya enggak anemia,” sambung Ray.
Selain mengkonsumsi protein hewani, cara lain menerapkan sustainable eating adalah dengan cara meningkatkan konsumsi asupan buah dan sayur, mengurangi konsumsi gula yang berlebihan seperti makanan dan minuman manis, hingga memastikan bahwa pangan terbebas dari pestisida.
Tak kalah penting, kata Ray adalah mengurangi food waste. “Di bulan ramadan ini, ada survei yang mengatakan, periode food waist orang indonesia mencapai puncaknya pada bulan ramadan,” katanya.
Hal tersebut, dinilai karena adanya acara buka bersama (bukber) yang dapat menimbulkan pola makan yang lebih banyak dari biasanya. “Lebih banyak makanan, artinya lebih banyak makanan yang dibuang,” ujarnya.
Untuk mengurangi food waste di bulan ramadan, Ray merekomendasikan untuk menyimpan makanan sisa saat berbuka untuk dijadikan makanan saat sahur, hingga mengurangi aktivitas membeli makanan dari luar.
“Momen ramadan penting sekali untuk mengurangi food waste, salah satunya memaksimalkan supaya banyak makanan yang terbuang,” katanya.