Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai aksi keji junta militer terhadap rakyat Myanmar yang telah berkangsung sejak Februari 2021 ini tidak bisa ditoleransi. Jokowi juga dengan tegas mengatakan bahwa tidak boleh ada pihak di dalam atau di luar ASEAN yang mengambil manfaat dari konflik internal di Myanmar.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam konferensi persnya usai acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang diselenggarakan di Labuan Bajo, pada Kamis, 11 Mei 2023. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengatakan, akibat dari aksi kudeta junta militer Myanmar tersebut, kredibilitas ASEAN ikut dipertaruhkan.
“Inklusivitas harus dipegang kuat oleh ASEAN, karena kredibilitas ASEAN sedang dipertaruhkan. Dan, Indonesia siap berbicara dengan siapa pun termasuk dengan Junta dan seluruh stakeholder di Myanmar untuk kepentingan kemanusiaan,” kata Jokowi yang dilansir dari siaran YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (11/5/2023).
Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan bahwa, pencederaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa ditoleransi dan Five-Point Consensus telah memandatkan ASEAN harus engage atau melakukan pendekatan dengan semua stakeholders.
Ia juga menekankan, dalam konflik Myanmar ini yang harus dipahami adalah perbedaan engagement (pendekatan) dan recognition (pengakuan) yang jelas berbeda. “Bahwa engagement bukan recognition, melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan,” jelasnya.
Dalam hal ini, kata Jokowi kesatuan ASEAN sangat penting. Menurutnya, tanpa kesatuan akan mudah bagi pihak lain untuk memecah ASEAN.
“Tidak boleh ada pihak di dalam atau di luar ASEAN yang mengambil manfaat dari konflik internal di Myanmar. Kekerasan harus dihentikan dan rakyat harus dilindungi,” katanya.