Jakarta, Gatra.com – Kelompok seniman yang berasal dari Pulau Darnley, Australia, Jimmy John Thaiday, bersama Lavinia Ketchell beserta penduduk Selat Torres berhasil menampilkan 18 karya seni tenun tangan yang terbuat dari limbah pukat ikan atau jaring hantu. Untuk pertama kalinya, karya tersebut dihadirkan di Museum MACAN, kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Karya yang dinamai Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants ini terinspirasi oleh lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia. Pameran unik ini juga memamerkan seni kontemporer Penduduk Selat Torres dan menciptakan platform untuk mengeksplorasi bersama berbagai tantangan lingkungan hidup, termasuk pengurangan limbah plastik dan konservasi laut.
Menyambut momen pembukaan pameran, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM, menyatakan, pameran ini nantinya akan menampilkan kawanan ikan, penyu laut, dan keluarga pari manta raksasa.
“Koleksi karya seni ini menggabungkan budaya Penduduk Selat Torres, seni kontemporer, dan advokasi lingkungan,” ucapnya di Museum MACAN, Jakarta Barat, Jumat (19/5).
Selanjutnya, Penny Williams PSM menambahkan, penggunaan kembali pukat ikan ini tidak hanya memberdayakan sampah plastik, tetapi juga mendorong diskusi tentang pengurangan sampah plastik dan menjadi pelindung lautan yang lebih baik.
Lebih lanjut, Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto, menyatakan, sangat senang dengan kerja sama kali ini.
“Kami sangat senang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia untuk membawa inisiatif penting ini ke Indonesia, untuk berbagi karya kreatif Seni Erub dan budaya kelompok seniman Erubam Kepulauan Selat Torres kepada audiens kami,” kata Aaron Seeto.
Untuk mendukung pameran ini, Kedutaan Besar Australia Jakarta dan Museum MACAN juga akan mengadakan serangkaian lokakarya pendidikan pameran akan diselenggarakan mulai tanggal 19 Mei hingga 4 Juni 2023.