Jakarta, Gatra.com - Sebanyak 18 karya seni tenun tangan yang terbuat dari limbah pukat ikan, atau jaring hantu yang dirangkai oleh kelompok seniman Selat Torres di pamerkan di Museum MACAN. “Kami ingin mendaur ulang sampah berupa jaring hantu yang kami dapat dari laut untuk melindungi laut,” ujar salah satu seniman pameran Ghost Nets, Lavinia Ketchell di Jakarta, Sabtu (20/5).
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa hal ini merupakan ikhtiar para perupa untuk melindungi laut agar terus bisa dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya di masa depan. Ia bercerita, ketertarikannya kepada ekosistem laut yakni karena kehidupan manusia bergantung terhadap kekayaan laut dan juga sumber makanan yang berasal dari laut.
Untuk diketahui, Kelompok seniman yang berasal dari Pulau Darnley, Australia, Jimmy John Thaiday, bersama Lavinia Ketchell beserta penduduk Selat Torres berhasil menampilkan 18 karya seni tenun tangan yang terbuat dari limbah pukat ikan atau jaring hantu. Untuk pertama kalinya, karya tersebut dihadirkan di Museum MACAN, kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Karya yang dinamai Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants ini terinspirasi oleh lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia. Pameran unik ini juga memamerkan seni kontemporer Penduduk Selat Torres dan menciptakan platform untuk mengeksplorasi bersama berbagai tantangan lingkungan hidup, termasuk pengurangan limbah plastik dan konservasi laut.
Lebih lanjut, Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto, menyatakan, sangat senang dengan kerja sama kali ini. “Kami sangat senang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia untuk membawa inisiatif penting ini ke Indonesia, untuk berbagi karya kreatif Seni Erub dan budaya kelompok seniman Erubam Kepulauan Selat Torres kepada audiens kami,” kata Aaron Seeto.
Untuk mendukung pameran ini, Kedutaan Besar Australia Jakarta dan Museum MACAN juga akan mengadakan serangkaian lokakarya pendidikan pameran akan diselenggarakan mulai tanggal 19 Mei hingga 4 Juni 2023.