Moskow, Gatra.com - Kementerian pertahanan Rusia menyebut pasukan Rusia telah menguasai kota Bakhmut di Ukraina timur. Jika itu benar, maka akan menandai berakhirnya pertempuran sengit dan berdarah yang berkecamuk selama berbulan-bulan.
Kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner melaporkan penguasaan Bakhmut pada hari sebelumnya, pada Jumat (19/5). Rusia merujuk kota itu dengan nama era Soviet, Artyomovsk.
“Sebagai hasil dari tindakan ofensif oleh unit penyerang Wagner, didukung oleh artileri dan penerbangan dari Grup Pasukan Selatan, pembebasan Artyomovsk telah selesai,” kata kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Minggu (21/5).
Baca Juga: Mantan Pasukan Khusus AS Tewas di Bakhmut
Pada Sabtu malam, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi selamat kepada kelompok tentara bayaran Wagner dan tentara nasional atas klaim mereka merebut kota Bakhmut, Ukraina timur, sebagaimana pernyataan Kremlin yang dikutip oleh kantor berita Rusia.
“Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada unit penyerang Wagner serta semua prajurit unit angkatan bersenjata Rusia yang memberi mereka dukungan dan perlindungan sayap yang diperlukan, atas penyelesaian operasi untuk membebaskan Artemovsk [nama era Soviet untuk Bakhmut] ,” kantor berita TASS mengutip pernyataan Kremlin.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tampaknya mengkonfirmasi dengan sebutan “hilangnya kota Bakhmut ke Rusia” pada hari Minggu, saat ditanya apakah kota itu tetap berada dalam kendali Kyiv.
"Saya kira tidak," katanya menjelang pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di Jepang.
“Untuk hari ini, Bakhmut hanya ada di hati kami,” ujarnya.
Baca Juga: Serangan Mematikan Rusia Menghantam Ukraina, Kota Bakhmut bakal Dikuasai
Rusia mengklaim pada hari Sabtu telah sepenuhnya merebut kota Ukraina timur yang hancur, yang jika benar akan menandai berakhirnya pertempuran terpanjang dan paling berdarah dari perang 15 bulan.
“Ini adalah tragedi,” kata Zelenskyy.
“Tidak ada apa-apa di tempat ini,” tambahnya.
Serangan di kota yang sebagian besar diratakan itu dipimpin oleh pasukan dari kelompok tentara bayaran Wagner, yang pemimpinnya Yevgeny Prigozhin dan mengatakan pada hari sebelumnya bahwa pasukannya akhirnya mendorong orang-orang Ukraina itu keluar dari area pembangunan terakhir di dalam kota.
Kyiv sebelumnya membantah klaim Prigozhin.