Home Hiburan Belasan Seniman Wanita Pamerkan Karya soal Narasi Identitas

Belasan Seniman Wanita Pamerkan Karya soal Narasi Identitas

Solo, Gatra.com – Sebanyak 17 karya seni dari 16 seniman wanita dipamerkan di Museum Tumurun. Dengan mengambil tajuk “Kiwari : Narasi Identitas dan Kefanaan”, pameran ini digelar dari 21 Mei hingga 21 November mendatang.

Dalam pameran ini, Gintani Swastika menjadi kuratornya. Ia memilih karya seni dari 16 seniman wanita di Indonesia. Pameran ini diharapkan mampu mengedukasi masyarakat tentang keragaman praktik seni di masyarakat, tidak terkecuali untuk para kaum milenial dan Gen Z.

”Kami harapkan para seniman, pecinta seni, pelajar, milenial, dan Gen Z dapat belajar mengenai kekayaan dan keragaman praktik seni di Indonesia. Bahwa seni dapat menginspirasi dan menantang kita untuk berpikir lebih dalam tentang kedirian, relasi kuasa yang membentuknya, sekaligus merenungkan siklus dan ritme hidup,” kata Gintani dalam pembukaan pameran di Museum Tumurun, Solo, Jateng, Minggu (21/5).

Karya yang dipamerkan ini merupakan hasil karya dari rentang waktu 1958 hingga 2022. Para seniman tersebut tidak hanya berkiprah di tingkat lokal dan nasional, namun juga berkiprah di kancah internasional.

Di antara para seniman terdapat nama-nama besar seperti Melati Suryodarmo, Emiria Soenassa, Rita Widagdo, Dolorosa Sinaga, Mella Jaarsma, IGAK Murniasih, Arahmaiani, Syagini Ratna Wulan, dan Nadiah Bamadhaj, yang menampilkan karya mereka.

”Karya yang dipamerkan terdiri dari patung, instalasi, hingga seni audio visual,” katanya.

Pameran ini merupakan usaha dari Museum Tumurun untuk menjalankan visi dan misi dalam bidang edukasi kepada masyarakat secara luas, terutama dalam bidang seni, baik seni modern maupun seni kontemporer.

Pameran ini dibuka oleh sosok perempuan yang banyak dikagumi orang, Susi Pudjiastuti. Ia merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Selama menjabat sebagai menteri, perannya besar dalam menyelamatkan sumber daya laut di Indonesia. Hadir pula owner Museum Tumurun, Iwan Kurniawan Lukminto beserta beberapa tamu undangan.

Dalam sambutannya, Susi mengaku sangat menyukai karya seni. Ia selalu terhibur dan bisa mengapresiasi karya seni. ”Saya bukan kolektor, tapi saya hanya pecinta seni dan barang-barang seni yang dibuat. Melihat karya seni selalu membuat hati saya adem, apalagi saat ini situasi politik sudah memanas, bisa didinginkan dengan seni,” katanya.

Susi juga mengapresiasi langkah Iwan Kurniawan Lukminto yang membuka koleksi seninya agar juga bisa dinikmati masyarakat umum. Sebab tidak semua orang bisa berkesempatan menikmati karya seni seperti yang ditampilkan di Museum Tumurun.

”Saya sangat appreciate pada Keluarga Pak Lukminto yang mau berbagi pada masyarakat untuk menikmati karya seni bersama,” ujar Susi.

Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan bahwa Museum Tumurun ini berasal dari kata turun-temurun. Di mana dulu ayahnya gemar mengoleksi mobil antik dan sekarang dirinya lebih menyukai seni rupa.

”Di Jawa Tengah ini jarang ada museum seni rupa. Padahal dari sini akan banyak muncul talenta-talenta muda,” sebutnya.

132