Jakarta, Gatra.com - Yayasan Koncodhewe dan Ikatan Alumni ITB pertama kali berkolaborasi menggelar pentas tari dengan mengangkat Ludruk sebagai hiburan masyarakat. Pentas Ludruk berjudul “Sakera, Where are You” digelar di Gedung Wayang Orang Bharata pada Sabtu (15/7) lalu.
Sakera merupakan tokoh legenda pada masa penjajahan Belanda yang dianggap sebagai pahlawan karena berani melawan penguasa Belanda. Tapi dalam pentas kali ini sosok Sakera tidak dimunculkan, yang di angkat justru orang-orang di sekitar Sakera dan bagaimana opini mereka tentang Sakera.
Sutradara Josh C. Rahadi mengatakan, melalui Sakera pihaknya ingin mengenalkan dunia kesenian kepada masyarakat luas. Terutama anak muda, agar mencintai budaya bangsa dan diharapkan turut mengawal keberlangsungan kesenian tradisional.
"Kami menjadikan komunitas ini sebagai wadah berkumpulnya para pecinta seni dengan tujuan mengangkat kesenian tradisional ke kalangan atas," kata Josh dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (17/7).
Baca juga: Jhon Kenedy Nadeak dan Dwarna Raih Juara Pertama Dalam Festival Mangardang 2023
Maka, lanjut dia, pementasan ini menjadi media berkumpulnya berbagai "seniman amatir” yang berasal dari berbagai paguyuban, sanggar, dan perkumpulan kesenian di Jabodetabek.
"Seluruh pemain dan penari ludruk ini berasal dari sektor non kesenian dengan beragam latar belakang yang mempunyai kecintaan yang tinggi terhadap seni budaya,” jelas Josh.
Pentas Ludruk “Sakera, Where are You” ini juga merupakan wujud peran serta masyarakat dalam rangka memberikan kegembiraan dan menularkan keberlangsungan kesenian kepada generasi penerus Indonesia.
Baca juga: Pertama dan Terbesar! Simfoni Alam Raya, Pertunjukan Orkestra Musik di Hutan
Panitia membuka sistem tiket donasi yang ditujukan untuk anak-anak panti asuhan binaan komunitas yang datang tidak hanya untuk menonton tetapi sekaligus mengenalkan seni tradisional dan menularkan keberlangsungan kesenian tradisional ini.
Melalui pertunjukan Sakera, sutradara ingin memberikan pesan bahwa masyarakat harus berhati-hati dalam memilih sosok yang menjadi panutan dan pemimpin, Tidak hitam putih, harus benar-benar dilihat latar belakang dan track recordnya.
Jadi walaupun sosok Sakera tidak dimunculkan di pentas ini, tapi kita bisa mengetahui seperti apa reputasi kepemimpinan Sakera dari pandangan masyarakat dan orang-orang terdekatnya.